Mohon tunggu...
Novika Bella
Novika Bella Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Salah Siswa, Lho!

28 April 2015   20:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:35 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak mudah memang memulai hal yang sudah terlanjur mendapat predikat sebagai suatu hal yang tidak disukai atau tidak digemari, berat rasanya untuk menjalankannya jangan untuk menjalankan untuk memulainya saja tidak bermotivasi duh.. dan sudah jelas akan tercipta rasa tidak memuaskan apalagi menyenangkan. Seperti halnya ketika kita di bangku sekolah mendapatu satu mata pelajaran yang membosankan dan tidak bersemangat untuk mengikutinya.

Pendidikan kewarganegaraan, salah satu mata pelajaran yang mendapat predikat sebagai mata pelajaran yang membosankan bagi para siswa, tak jarang banyak siswa yang ‘menyepelekan’ mata pelajaran ini, siswa menganggap pelajaran ini selain membosankan namun juga pelajaran yang dapat dikategorikan mudah. Banyak timbul pertanyaan mengapa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan seringkali dianggap remeh dan notabenenya merupakan mata pelajaran yang menjenuhkan ??

Bermunculan pendapat mengenai jawaban dari pertanyaan tersebut. Salah satunya bahwa isi dari mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan hanyalah sebuah kata-kata yang membentuk beberapa tulisan untuk dihafalkan oleh para siswa. Teknik ‘penghafalan’ dijadikan sebagi momok dari mata pelajaran ini dimana materinya bak seindonesia raya, begitulah seruan para siswa mengenai materi yang ada di mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Mendengarkan guru menjelaskan materi dengan metode ceramah lalu siswa disuruh membaca materi yang tidak bisa dijelaskan secara tuntas oleh guru karna keterbatasan waktu, kemudian sampailah di tahap diman klimaksnya siswa jenuh akan menjalankannya yakni ‘menghafal’. Memang tak jarang beberapa siswa menyukai ‘menghafal’ daripada ‘menghitung’ begitu lah salah satu pembelaan dari siswa.

Melihat perkembangan zaman dan paradigma yang begitu pesat, bukankah cara pengajaran yang seperti ‘itu-itu’ saja, entah pengajaran di SD, SMP, ataupun SMA sudah tidak efektif lagi untuk diberlakukan melihat zaman sudah mulai berkembang maju. Terlalu naif jika harus menyalahkan siswa akan sikapnya dengan tingkat antusias mengikuti mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Ini merupakan PR untuk calon Guru-Guru PKn, dimana kita dituntut untuk bisa membuat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bukan lagi mata pelajaran yang membosankan. Dengan pembawaan mata pelajaran yang kreatif dan inovatif tidak menutup kemungkinan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sangat disukai oleh siswa tidak kalah dengan mata pelajaran lainnya seperti mata pelajaran Bahasa ataupun yang lainnya.

Ke-Eksistensian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berada di tangan kita semua yakni guru-guru pendidikan kewarganegegaraan. Pengelolaan mata pelajaran ini dengan baik serta pembungkusannya menarik sudah pasti minat siswa akan tinggi bahkan kecanduan.. harapannya begitu. Penciptaan terobosan terbaru dengan media pembelajaran sebagai pendukung pengajaran mata pendidikan kewarganegaraan yang tidak hanya menggunakan metode ceramah, namun bisa dengan metode yang mengikuti perkembangan zaman yakni menggunakan alat-alat super canggih saat kini yang dimana digemari oleh para siswa karna gadget-gadget yang ada kini telah dekat dengan kehidupan seharihari siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun