Hari masih sangat cerah ketika saya tiba di Ljubljana dengan menaiki Flixbus. Saya singgah di sini setelah menempuh hampir dua jam perjalanan dari Kota Zagreb, Kroasia.
Ada hal menarik saat bus harus berhenti di kantor imigrasi perbatasan untuk pemeriksaan dokumen.Â
Seorang laki-laki tiba-tiba menegur saya dan menanyakan apakah saya orang Indonesia. Ternyata, istrinya adalah orang Bali, dan kami bercakap-cakap sebentar setelahnya selama dalam perjalanan. Sesuatu yang selalu saya sukai saat bersolo wisata, yakni bertegur sapa dan bercakap hangat dengan orang asing tak dikenal.
Hari masih juga sangat cerah. Dan musim semi sepertinya telah benar-benar menyapa. Karena bunga sakura mulai tampak bermekaran dengan indahnya. Serbuk-serbuk bunga pun mulai terbawa angin kesana-kemari hingga tak jarang membuat bersin-bersin di jalanan.
Untungnya, Ljubljana tidak cukup berangin sore itu. Berkeliling Ibu Kota Slovenia menjadi lebih menyenangkan karena tak ada serbuk sari bunga sakura yang berterbangan menghalangi setiap hirupan nafas.
Hostel yang sudah saya pesan letaknya tak jauh dari kawasan Kota Tua Ljubljana. Dengan membawa ransel 40kg, saya berjalan dari Terminal Bus Antar Kota menuju hostel dalam waktu 1 jam saja.
Tak ada seorang pun di kamar yang sudah saya pesan. Kamar yang seharusnya dihuni oleh empat orang itu pun hanya dipenuhi oleh barang-barang saya saja.
Ljubljana Castle dan Kota Tua Ljubljana
Tak ingin melewatkan sore hari yang masih sangat cerah dengan cuaca yang sejuk tapi juga hangat oleh sinar matahari, saya pun beranjak keluar dari hostel dan mulai berjalan menyusuri jalanan Kota Tua Ljubljana.Â
Ljubljana Castle adalah tujuan pertama dari penjelajahan saya di Ibu Kota Slovenia ini.
Jaraknya tak jauh dari pusat kota, kira-kira 30 menit berjalan dari hostel yang saya tempati saat itu. Jalanannya juga tak sulit untuk diikuti menggunakan navigasi dari internet.Â