Pandanganku dilalui oleh goresan-goresan tak beraturan,
Goresan tak berbentuk dan kacau,
Tapi begitu ceria, riuh, dan gaduh.
Kurangkaikan dalam suatu cerita penuh kasih,
Kugoreskan kembali dengan tinta ketulusan yang kuracik selama empat tahun ini,
Kulukiskan dalam kanvas cinta kasih yang kudapatkan selama empat tahun ini,
Kubingkai dalam bingkai emas persahabatan,
Kububuhkan butiran berlian keabadian dalam setiap sudutnya.
Goresan tak beraturan yang sederhana,
Warna-warninya saling berbaur tapi tak pernah pudar sedikitpun.
Goresan tak beraturan yang menyimpan banyak makna,
Entah sudah berapa suka dan berapa duka berbaur dalam setiap goresannya,
Kugantungkan lukisan itu dalam dinding hati tanpa kepedihan.
Goresan tak beraturan yang sederhana,
Tapi takkan enyah oleh debu, angin, air, ataupun waktu,
Bahkan Sang Malaikat pun menjaga agar bingkainya tak rapuh.
Goresan tak beraturan yang sederhana saling bertautan,
Seperti jabat erat tangan-tangan ini,
Yang akan selalu menjaga.
Goresan tak beraturan yang sederhana takkan pernah lapuk.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI