Langit begitu biru, bersama buih yang mercik di pantai, menggulung pasir putih.
Teriakan camar yang memekakkan telinga bersautan dengan teriakan anak-anak yang mencetak kaki-kaki di pasar yang lembab dan asin.
Aku melihat seseorang disana, duduk tertunduk tidak ingin melihat senja, memainkan handphone  sembari sesekali memotret langit.
Tiba-tiba sebuah bola plastik terpental tepat mengenai kepalanya. Ia menoleh, hampir saja marah, bukan karena kesakitan melainkan karena merasa keasyikannya terusik.
Nyatanya, ia tak terganggu oleh bola yang mengenai kepalanya.
Dari kejauhan, ia menatap bola matahari yang perlahan membesar, berubah menjadi berwarna jingga dan sinarnya tak lagi menusuk mata.
Di mana-mana, Senja selalu indah, di Pantai, di gunung, bahkan dari balkon rumah sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H