Mohon tunggu...
Novi Haulawati
Novi Haulawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ekonomi Syariah STEI BINA MUDA BANDUNG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia dan Senja

4 April 2021   22:15 Diperbarui: 4 April 2021   22:26 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit begitu biru, bersama buih yang mercik di pantai, menggulung pasir putih.

Teriakan camar yang memekakkan telinga bersautan dengan teriakan anak-anak yang mencetak kaki-kaki di pasar yang lembab dan asin.

Aku melihat seseorang disana, duduk tertunduk tidak ingin melihat senja, memainkan handphone  sembari sesekali memotret langit.

Tiba-tiba sebuah bola plastik terpental tepat mengenai kepalanya. Ia menoleh, hampir saja marah, bukan karena kesakitan melainkan karena merasa keasyikannya terusik.

Nyatanya, ia tak terganggu oleh bola yang mengenai kepalanya.

Dari kejauhan, ia menatap bola matahari yang perlahan membesar, berubah menjadi berwarna jingga dan sinarnya tak lagi menusuk mata.

Di mana-mana, Senja selalu indah, di Pantai, di gunung, bahkan dari balkon rumah sekalipun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun