Dalam beberapa tahun terakhir, keberlanjutan telah menjadi fokus utama bagi banyak perusahaan, terutama di industri agrifood. Tuntutan dari konsumen, regulasi, serta kesadaran akan dampak lingkungan membuat perusahaan semakin sadar akan pentingnya menerapkan praktik berkelanjutan. Namun, integrasi keberlanjutan ke dalam operasional perusahaan sering kali menjadi tantangan tersendiri. Dalam blog ini, kita akan membahas langkah-langkah konkret untuk memulai perjalanan keberlanjutan dalam perusahaan, dengan studi kasus pada industri agrifood.
 1. Memahami Apa Itu Keberlanjutan
Langkah pertama dalam memulai perjalanan keberlanjutan adalah memahami apa yang dimaksud dengan keberlanjutan dalam konteks perusahaan. Keberlanjutan tidak hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga mencakup tiga pilar utama:
- Keberlanjutan Lingkungan: Memastikan praktik bisnis yang ramah lingkungan, seperti mengurangi emisi karbon, penggunaan sumber daya secara efisien, dan manajemen limbah.
- Keberlanjutan Sosial: Memastikan kesejahteraan karyawan, komunitas sekitar, dan rantai pasok yang adil dan transparan.
- Keberlanjutan Ekonomi: Menjaga profitabilitas bisnis sambil tetap berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Industri agrifood secara khusus menghadapi tantangan besar terkait keberlanjutan karena ketergantungannya pada sumber daya alam seperti air, tanah, dan energi, yang semuanya harus dikelola dengan bijak agar tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.
 2. Melakukan Penilaian Awal (Baseline Assessment)
Langkah kedua adalah melakukan penilaian awal terhadap kondisi perusahaan terkait keberlanjutan. Pada tahap ini, perusahaan perlu mengevaluasi seluruh proses produksi, distribusi, dan operasional untuk mengidentifikasi area yang belum berkelanjutan. Dalam konteks agrifood, beberapa aspek yang perlu diperhatikan meliputi:
- Penggunaan air dan energi: Seberapa efisien perusahaan menggunakan sumber daya ini dalam produksi?
- Pengelolaan limbah: Apakah limbah yang dihasilkan telah dikelola dengan baik, terutama limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan?
- Rantai pasok: Apakah pemasok mengikuti standar keberlanjutan, dan apakah rantai pasok dapat dilacak dengan baik?
Sebagai contoh, salah satu perusahaan agrifood besar di Indonesia menemukan bahwa mereka menghabiskan air lebih dari yang diperlukan untuk irigasi dan memiliki limbah pertanian yang tidak dikelola secara optimal. Penemuan ini menjadi dasar bagi mereka untuk merancang langkah-langkah perbaikan yang lebih berkelanjutan.
 3. Membangun Visi dan Komitmen Keberlanjutan
Setelah mengetahui di mana posisi perusahaan saat ini, langkah berikutnya adalah membangun visi keberlanjutan yang jelas. Visi ini akan menjadi panduan bagi semua keputusan bisnis yang diambil. Beberapa perusahaan memilih untuk mengadopsi target ambisius seperti mencapai net zero emissions atau menggunakan 100% energi terbarukan dalam jangka waktu tertentu.
Komitmen ini harus didukung oleh seluruh level manajemen, mulai dari CEO hingga karyawan operasional. Perusahaan agrifood dapat memulai dengan berkomitmen untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia atau beralih ke praktik pertanian regeneratif yang lebih ramah lingkungan.
 4. Melibatkan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Engagement)