Apa yang dimiliki mahasiswa jika bukan idealismenya? Idealisme tumbuh dari inspirasi dan aspirasi. Mahasiswa merawat idealismenya dengan berbagai caranya masing-masing dan salah satunya adalah dengan mengikuti organisasi mahasiswa. Disana, idealisme mahasiswa dititipkan untuk ditumbuhkan dan salah satunya disalurkan(dioptimalkan). Namun, bagaimana jika idealisme mahasiswa justru malah dilumpuhkan dan diabaikan?
Anda tahu jika organisasi punya anak yakni komisariat. Komisariat yang saya tulis disini adalah sebuah komunitas besar yang memiliki atau berwenang terhadap komunitas-komunitas kecil dibawahnya. Saya, berasal dari sebuah komunitas kecil dibawah naungan komisariat tersebut.Â
Kemudian, suatu hari saya diangkat menjadi bagian pengurus dari komisariat tersebut. Idealisme mulai tumbuh disana, saya membayangkan komisariat adalah tempat yang lebih besar untuk menuangkan ide-ide saya dan tentunya bekerja secara kelompok (teamwork) maklum, saya wanita yang senang sekali bekerja secara kelompok.
Namun, gayung tak bersambut. Idealisme dan cita-cita saya hancur berbarengan kekecewaannya. Sebagai sebuah komunitas tingkat atas harusnya komisariat tentu jauh lebih dewasa. Bagaimana tidak, komisariat menampung lebih dari 5 komunitas kecil dibawahnya. Tiap-tiap komunitas dibawahnya tersebut menampung 20-50 kepala tiap tahunnya.Â
Dan sudah sekian lama berjalan komisariat ini tetap punya permasalahan yang tak kunjung bergegas pergi. Tiap ketua umum berganti, tetap saja yang dipermasalahkan adalah kualitas SDM yang buruk, minimnya dana, minimnya partisipasi, minimnya respon, dan minimnya program kerja yang berjalan.
Komisariat tidak pernah mau berkaca, tidak pernah mau intropeksi ataupun berbenah. Mungkin, cita-cita manusianya sekarang sudah mati dan komisariat enggan membangunnya lagi. Petinggi-petingginya pun acuh tak mengulurkan tangannya. Pantas saja, bila komisariat tidak pernah maju dan tidak pernah unggul. Di benak saya, organisasi ini kalah jauh dengan organisasi tetangganya. Motto yang digaungkan dan tujuan AD/ARTnya mungkin terlalu terbatas untuk direalisasikan.
Sebuah organisasi seharusnya mengoptimalkan idealisme, menghidupkannya dan menyalurkannya dengan tepat. Saya selalu mengibaratkan organisasi dengan sebuah mobil yang membutuhkan komponen-komponen agar dapat berjalan dan juga berkendara secara aman dan nyaman.Â
Komponen-komponen dalam mobil memiliki bagian atau tugasnya masing-masing seperti ban, stir, rem, jok, suspense, ac dan lainnya. Yang terpenting adalah semuanya bekerja sama agar mobil bisa berjalan dengan aman dan nyaman. Komponen-komponen tersebut harus dioptimalkan agar mobil dapat melaju pesat.
Komunitas-komunitas kecil dibawah naungan komisariat ini saya melihatnya justru lebih melaju pesat dan jauh lebih dewasa ketimbang komisariat. Harusnya, komisariat sebagai yang berada diatasnya malu melihat kenyataan ini. Oh tidak...saya rasa komisariat bangga memiliki mesin penghasil kuantitas kader dan terlihat abai dalam mesin kualitas kader. setidaknya saya dapat mengambil hikmah dari sini yakni bahwa idealisme harus tahu tempatnya, wadah kecil tapi dapat mengoptimalkan idealisme justru lebih baik daripada wadah besar yang dapat membiaskannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H