Hallo! Edisi #Psycholostory kali ini bakal cerita tentang memprediksi kepribadian seseorang. Widiiiih, serem gak tuh? Haha. Tulisan ini terinspirasi dari banyak teman-teman dan keluarga yang sering bertanya dengan kalimat-kalimat semacam ini:
“Eh kamu anak Psikologi kan? Coba coba tebak, aku kayak gimana sih kepribadiannya?”
“Katanya anak Psikologi itu bisa tau kepribadian orang cuma dari ngeliat orangnya ya? Gimana sih? Mau dong aku ditebak?”
“Coba, kamu tau ga aku orangnya kayak gimana?”
“Ramal aku dooooong”
Atau mungkin kalimat-kalimat lain dengan kata-kata yang berbeda tapi tetep sama maksudnya: pengen dikasih tau kepribadiannya kayak gimana. Teman-teman Psikologi, siapa coba yang ga pernah ditanya pertanyaan macam gini? Pasti pernah kan.
Kadang lucu juga ya kalau ketemu orang (bahkan yang baru kenal) terus disuruh baca-baca atau ramal-ramal kepribadiannya. Hellooooo, Psikologi itu sama sekali bukan ilmu ramal atau ilmu cenayang.
Kalau gitu, apa sih yang bikin kita bisa memprediksikan kepribadian seseorang? How can we predict your personality?
Guys, kepribadian seorang individu diketahui BUKAN berdasarkan ramalan-ramalannya anak Psikologi. Mereka ngomong bukan pake common sense. Tapi, mereka memprediksikan bagaimana kepribadian seseorang karena memang ada hal-hal pada orang tersebut yang jadi bahan observasi.
Kepribadian seseorang bisa terlihat dari bentuk proporsi fisik, penampilan yang ditunjukkan (misalnya dari style berpakaian atau warna pakaian yang dipilih), cara berjalan, cara bicara, cara menanggapi pembicaraan lawan bicara, gesture, atau bahkan dari bentuk mata atau sorotan mata, dll. Hal seperti itulah yang bisa diobservasi sehingga bisa memunculkan prediksi mengenai kepribadian. Tapi, observasinya juga ga boleh observasi tunggal. Kita tetep harus melihat dan mempertimbangkan aspek lainnya (masih ingat posting sebelumnya soal holistik, kan?).
See? Cara anak Psikologi menilai kepribadian orang itu ga sok tau dan asal ngomong ya, guys! Kami juga bukan cenayang yang bisa ngeramal-ramal. We say something because we have reasoning. Hehehe.
Salam #Psycholostory :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H