Jakarta, Aku punya sebuah kalimat ajaib yang selalu ku ingat saat semangatku tengah terpuruk...
'Aku cinta menulis, karena aku tidak cantik tidak pula anak saudagar kaya maupun anak tuan presiden, maka aku jadi penulis. Aku menulis hingga napas terakhirku...'
Dan di lain sisi, aku akan ingat dengan Allah karena Dia yang sumber kekuatan utama setiap manusia. Aku mencoba berpegang pada ayat pertamanya yang turun.
'Bacalah... Dengan nama Allah yaa Rahman yaa Rahim'
Karena itu... menurutku harus ada yang ditulis, menulis dengan unsur kebenaran Allah walau hanya berapa persen kemampuan yang dimiliki.
Selain itu, aku juga selalu ingat 3 perkataan lainnya.
Pertama, perkataan Mama. Nasehat yang diturunkan beliau dari bapak angkatnya.
'Jika memang mampu, tolonglah yang kesusahan dengan tulus. Karena ketulusan itu akan diganti dengan pertolongan Allah padamu, atau mungkin pada anak cucumu kelak dimanapun berada'
Untuk itu... terima kasih Mama, telah ajarkan aku menjadi seorang yang lebih manusiawi dengan kata 'ketulusan'
Kedua, perkataan Ibu Suci, guru kelas 6 di SD Negeri Kutorejo III Kertosono tahun ajaran 1999/2000
'Lia... jika orang tuamu tukang becak, maka kamu harus jadi pemilik penyewaan becak. Jika orang tuamu seorang kuli bangunan, maka kamu harus jadi seorang mandor. Jangan pernah menyerah hanya karena kondisi orang tua yang berpisah.'