Mohon tunggu...
Dwi Novi Artasari
Dwi Novi Artasari Mohon Tunggu... -

Be The Best

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perilaku Agresif Anak

16 September 2014   00:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:35 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dunia anak-anak saat ini cukup menarik untung diketahui, bisa untuk menambah pengetahuan karena pada nantinya kita semua akan menjadi orang tua yang dituntut untuk mendidik anak enjadi anak yang baik, pintar dan dapat bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya.

Saat ini sering sekali saya menjumpai anak-anak kecil melakukan tindak agresi, seperti memukul, mencubit, melemparkan segala sesuatu yang ia pegang ke orang lain. Dan sebenarnya apa yang membuat anak-anak itu melakukan hal seperti itu, serta bagaimana ia mengetahui cara memukul ataupun mencubit?

Perilaku menyerang, memukul dan mencubit bisa dikategorikan sebagai perilaku agresif. Perilaku seperti ini masih bisa dibilang wajar untuk anak usia 1 – 3 tahun, mengingat anak masih terbatas dalam mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara verbal. Ini, antara lain karena ia belum lancar bicara. Keterbatasan ini membuat anak lebih mudah frustrasi menghadapi lingkungan yang sulit ia kendalikan atau tidak sesuai keinginan.

Anak bisa belajar jadi agresif dari apa yang ia lihat di lingkungan sekitarnya. Apakah orang-orang di sekitarnya terbiasa menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan? Jika bukan dari orang sekitarnya, anak juga bisa belajar perilaku tersebut dari TV. Oleh karena itu, apa yang ditonton anak perlu diseleksi, karena anak seusia ini belum bisa memilah mana yang baik dan buruk untuk ditiru.

Perilaku agresif juga dipengaruhi oleh sifat anak yang masih egosentris, yaitu masih sulit memahami apa yang dirasakan atau dipikirkan orang lain, atau berempati. Dia tidak paham, memukul orang lain akan menyebabkan orang itu kesakitan. Perkenalkan anak pada konsekuensi dari perilakunya tersebut. Misalnya, ia tidak boleh main lagi kalau memukul teman.

Dan dari apa yang sudah saya perhatikan, memang benar ternya lingkungan dan contoh dari orang lain dapat mempenagruhi dia melakukan hal seperti itu. Misalnya saja dengan sengaja anak di ajarkan oleh kakaknya untuk memukul dan anak tersebut langsung mampu mempraktekkannya meskipun hanya diberi contoh satu kali, terus menerus seperti itu kemudian lama-kelamaan saat dia melihat orang lain dengan reflek anak tersebut memukul atau mencubit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun