Mohon tunggu...
NOVIDHA RATNA LESTARY
NOVIDHA RATNA LESTARY Mohon Tunggu... -

akuu novidha ratna lestary, tapi lebih terkenal dipanggil nonoo :p\r\nakuu anak b-class elskulcher (1b)\r\nnim nya... k7110549

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Otakku Bertingkat-tingkat

1 Januari 2012   06:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:30 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila kita mendengar kata otak, kita akan mengkaitkan dengan suatu kegiatan berfikir. Iya, otak itu digunakan oleh manusia untuk berfikir. Berfikir sesuatu untuk mempertimbangkan sesuatu sebelum melakukan atau memutuskan suatu tindakan tertentu. Itulah keistimewaan manusia, memiliki otak untuk berfikir, untuk dapat memilih atau memutuskan sesuatu yang ia inginkan. Meskipun diketahui tidak ada satupun manusia yang sempurna, tapi Tuhan telah menciptakan manusia jauh lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaanya yang lain. Manusia dianugerahkan akal, pikiran, cipta, rasa dan karsa yang tidak dimiliki makhluk Tuhan yang lainnya sehingga mampu memutuskan bertindak sesuatu untuk dirinya sendiri.

Akal dan pikiran manusia dikendalikan oleh otak. Otak merupakan pusat atau sentral untuk semua kegiatan manusia. Oleh karena itu, otak sangat penting untuk manusia. Otak manusia itu sendiri memiliki tiga tingkatan otak, yang pertama yaitu otak reptil(brain reptile). Disebut otak reptile dikarenakan bangsa reptil seperti buaya memiliki otak ini. Otak ini merupakan tingkatan otak yang paling sederhana dan rendah. Otak ini berfungsi untuk pengontrol pernafasan, denyut jantung dan reaksi insting untuk melawan atau menghindar ketika ada suatu bahaya atau ancaman yang datang. Pemikiran pada otak ini hanya sampai pada pengendalian nafsu seperti halnya bangsa reptile.

Tingkatan otak selanjutnya adalah otak mamalia (brain animal). Tingkatan otak ini lebih tinggi dibandingkan dengan otak reptile. Berfungsi sebagai pembungkus otak reptile, penunda rasa lapar, dorongan seksual, dan penyeimbang hormonal. Pada otak ini terdapat hormon hyphothalamus yang merangsang pertumbuhan fisik seseorang. Selain itu, pada otak mamalia ini berkembang bidang emotional yang menyebabkan seseorang ini memiliki perasaan.

Tingkatan otak yang terakhir adalah otak manusia (neokorteks). Otak ini memiliki tingkatan otak yang tinggi yang memiliki perbedaan dengan tingkatan otak lainnya yang membuat keistimewaan manusia dibandingkan makhluk Tuhan yang lainnya. Otak ini berfungsi untuk mengendalikan semua hal yang ada pada manusia terutama yang berkaitan dengan kecerdasan dan keberbakatan manusia. Pada otak ini, terdapat akal yang berpotensi menjadikan manusia makhluk yang dapat berfikir, belajar, beradab luhur dan tidak hanya menomorsatukan hawa nafsu serta egois saja. Neokorteks sangat berperan dalam mengatur aktivitas berfikir seseorang. Pengoptimalan tingkatan otak ini dapat diaktifkan dengan rangsangan mengenai informasi/pengetahuan yang akan mengaktifkan sinapsis dalam otak serta nantinya akan dapat meningkatkan koneksinya hubungan sel-sel saraf dan sistem kerja otak yang baik.

Tingkatan ketiga otak tersebut merupakan bagian dari otak kanan dan otak kiri manusia. Otak manusia juga berhubungan dengan kecerdasan dan keberbakatannya. Bakat manusia ini sudah ada sejak manusia itu lahir dan terus dikembangkan bersamaan dengan pertumbuhan manusia tersebut. Bakat seseorang selain ditentukan oleh kemampuan intelektual tapi juga dipengaruhi oleh emosi seseorang, selain itu pengembangan bakat juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan paling sempurna dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lain, manusia tidak perlu mersa minder dengan kekurangan atau keterbatasan yang dimiliki. Teruslah mengembangkan bakat atau kelebihan manusia untuk mampu menutupi kekurangan tersebut dan tetaplah menjadi manusia yang bermoral tanpa menyombongkan kelebihan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun