Hallo SobatBahasa !Bagaimanabahasa mu hariini ?
Yuk...mengenal lebih dekat tentang bahasa !
Mengenal Lebih Dekat Tentang Bahasa Melalui Contoh-Contoh puisi dari W.S Rendra Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia !
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang sangat sering kita jumpai dan sudah dipelajari di bangku sekolah. Puisi ini merupakan salah satu bentuk ekspresi diri yang menggambarkan imajinasi, keresahan, pemikiran, kritik, nasehat, pengalaman dan semacam nya.Puisi merupakan suatu karya sastra yang berisi ungkapan hati si penulis, dimana di dalamnya terdapat suatu lirik, irama, rima, dan ritme pada setiap barisnya, kemudian dikemas dalam bahasa yang imajinatif dan dengan kata yang padat serta penuh makna.
Sedangkan Karya Sastra adalah sebuah ungkapan isi hati seorang pengarang yang diciptakan dalam bentuk sebuah karya yang mengandung unsur keindahan untuk dinikmati. Selain unsur keindahan, karya sastra seringkali menggambarkan kondisi sosial kehidupan dan realitas yang ada dalam lingkungan seorang pengarang. Karya sastra adalah tanggapan pencipta (pengarang) terhadap dunia sekelilingnya (realitassosial) yang diwujudkan dalam bentuk karya sastra merupakan pencerminan karya sastra (Sangidu, 2004:43). Hal ini menunjukkan bahwa sebuah karya sastra tidak hanya mengandung unsur keindahan saja melainkan ada nilai-nilai soaial yang terkandung yang dapat diambil sebagai pembelajaran.
Menurut Wellek dan Warren, 1994 (dalamWiyatmi, 2013:47-48), isi karya sastra yang berkaitan dengan masalah sosial, dalam hal ini sering kali dipandang sebagai dokumen sosial, atau sebagai potret kenyataan  sosial. Jadi, karya sastra dapatmenjadi saksi atas apa yang terjadi, salah satunya adalah masalah sosial yang menjadi sasaran para sastrawan untuk dijadikan bahan kritikan dalam karyanya.  W.S Rendra. Salah satu sastrawan yang banyak mengkritik kehidupan sosial di Indonesia melalui karya-karyanya. Merupakan sastrawan Indonesia yang sudah menciptakan banyak sekali karya-karya yang terkenal hingga keluar negeri. Ia aktif menjadi seorang sastrawan dari tahun 1952. W.S Rendra mengungkapkan kegelisahannya dengan menulis banyak puisi yang mengkritisi kehidupan masyarakat di Indonesia pada masa itu.
Berikut amatan kajian dari sebuah puisi yang dikaji melalui analisis apresiasi puisi:
Surat Cinta
Oleh :W.S Rendra
Kutulis surat ini
Kala hujan gerimis
Bagai bunyi tambur mainan
Anak-anak peri dunia yang gaib
Dan angin mendesah
Mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti,
Aku cinta kepadamu!
Kutulis suratini
Kala langi tmenangis
Dan dua ekor belibis
Bercintaan dalam kolam
Bagai dua anak nakal
Jenaka dan manis
Mengibaskan ekor
Serta menggetarkan bulu-bulunya
Wahai, Dik Narti,
Kupinang kau menjadi istriku!
Kaki-kaki hujan yang runcing
Menyentuhkan ujungnya di bumi
Kaki-kaki cinta yang tegas
Bagai logam berat gemerlapan
Menempuh kemuka
Dan tak'kan kunjung diundurkan
Selusin malaikat
Telah turun
Di kala hujangerimis
Di muka kaca jendela
Mereka berkaca dan mencuci rambutnya
Untuk kepesta
Wahai, DikNarti,
Dengan pakaian pengantin yang anggun
Bunga-bunga serta keris keramat
Aku ingin membimbingmu
Untuk dikawinkan
Aku melamarmu
Kau tahudaridulu:
Tiada lebih buruk
Dan tiada lebih baik
Dari pada yang lain
Penyair dari kehidupan sehari-hari
Orang yang bermula dari kata
Kata yang bermula dari kehidupan, pikir, dan rasa.
Semangat kehidupan yang kuat
Bagai berjuta-juta jarum alit
Menusuki kulit langit:
Kantong rejeki dan restu wingit
Lalu tumpahlah gerimis
Angin dan cinta
Mendesah dalam gerimis
Semangatcintaku yang kuat
Bagai seributan gan gaib
Menyebarkan seribu jaring
Menyergap hatimu
Yang selalu tersenyum padaku
Engkaua dalah putriduyung
Tawananku
Putri duyung dengan suara merdu lembut
Bagai angin laut
Mendesahlah bagiku!
Angin mendesah
Selalu mendesah
Dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putrid duyung
Tergolek lemas
Mengejap-ngejapkan matamu yang indah
Dalam jaringku.
Wahai, Putri Duyung,
Aku menjaringmu
Aku melamarmu
Kutulis surat ini
Kala hujan gerimis
Karena langit
Gadis manja dan manis
Menangis minta mainan
Dua anak lelakin akal bersenda gurau
Dalam selokan
Dan langit iri melihatnya
Wahai, Dik Narti,
Ku ingin dikau menjadi ibu anak-anakku
Puisi surat cinta karya WS Rendra ini menceritakan tentang seseorang yang sedang jatuh cinta. Menggambarkan perasaan yang mendalam saat seseorang sedang jatuh cinta. Berikut struktur fisik yang terdapat dalam puisi karya W.S. Rendra yang berjudul "Surat Cinta". Diksi merupakan pemilihan kata dalam sebuah teks (puisi). Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut sudah sangat jelas maknanya. Salah satu penggunaan diksi yang baik itu pada larik "Kala langit menangis". Langit menangis menggambarkan perasaan cinta yang kuat antara penyair dan dik Narti seolah-olah tergambar rasa kecemburuan seseorang yang melihat atau menyaksikan kisah penyiksaan antara penyair dan dik Narti.Â
Struktur fisik selanjutnya dalam puisi "Surat Cinta" karya W.S. Rendra adalah imaji. Ariyanto dan Nuryatin (2017) imaji adalah susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris di mana pembaca seolah-olah dapat melihat mendengar, merasakan, seperti apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan penyair dalam puisinya secara imajinatif melalui pengalaman dan rasa. Selanjutnya bahasa figuratif, yaitu memilikimakna kiasan atau perumpamaan. Menurut Setyawan (2011) bahasa figuratif adalah penyimpangan penggunaan bahasa oleh penutur dari pemahaman bahasa yang dipakai sehari-hari. Struktur fisik selanjutnya adalah tipografi. Tipografi dapat disebut sebagai perwajahan pada puisi. Tipografi merupakan penyusunan atau tata letak suatu bentuk teks sesuai dengan gaya masing-masing penulis.Â
REFERENSIÂ
Alamsyah, F. (2020). Pemakaian Majas di Antologi Puisi pada Ciptaan Sapardi Djoko Damono. Scolae, 3(1), 19-26.Â
Ariyanto, D., & Nuryatin, A. (2017). Badik dalam "mata badik mata" puisi karya D. Zawawi Imron: perspektif paul ricoeur. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(2), 161-168.Â
Inayati, T., & Nuryatin, A. (2016). Simbol dan Makna pada Puisi Menolak Korupsi Karya Penyair Indonesia. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2), 163-171.Â
Setyawan, W. (2011). Bahasa Figuratif dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Kupeluk kau Di Ujung Ufuk Karya Akhmad Taufiq: Tinjauan Stilistika (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H