Oleh : Novi Alfi
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siroj, yang menyerukan agar masjid-masjid, Kementerian Agama, dan KUA dipegang oleh kader NU. Sedangkan selain NU itu salah. JK juga mengkritik terkait khatib dan imam tidak dipilih berdasarkan organisasi atau golongan, akan tetapi berdasarkan kemampuannya. (kumparan.com, 29/1/2019)
"Dalam hukum Islam itu yang jadi imam, yang jadi khatib, itu orang yang mampu, dan orang yang mampu itu tidak punya batasan organisasi. Jadi ya kurang tepat kalau dilakukan dalam skala organisasi, tapi siapa yang mampu. Seperti halnya bagus, apa, siapa sajalah, begitu kan," ujar JK di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (29/1). (kumparan.com, 29/1/2019)
Pernyataan Jusuf Kalla diatas memang benar. Bahwa seharusnya imam shalat, khatib, dan lainnya tidak berdasarkan pada suatu kelompok atau organisasi tertentu. Akan tetapi berdasarkan kemampuannya sesuai syariat Islam. Terdapat beberapa kriteria ketika seseorang akan menjadi imam shalat, salah satunya harus mampu membaca Al-Qur'an dan memiliki bacaan Al-Qur'an yang bagus dan baik.
Selain itu, sikap Said Aqil Siroj yang menganggap, agar masjid, kementerian agama, dan KUA harus dipegang NU adalah hal yang salah. Pernyataan tersebut merupakan sikap ashabiyah yang dilarang dalam Islam. Bahkan, Rasulullah bersabda bahwa orang yang memiliki ashabiyah, bukan golongan Nabi SAW.
Sabda Rasulullah SAW :
"Bukan termasuk golongan kami orang yang mengajak ashabiyah, bukan termasuk golongan kami orang yang berperang karena ashabiyah, dan bukan termasuk golongan kami orang yang mati karena ashabiyah." (HR. Abu Dawud)
Jelas dari sabda Rasulullah SAW diatas, bahwa haram hukumnya bagi seorang muslim bersikap ashabiyah. Apakah kita mau, jika tidak dianggap golongan Rasulullah SAW? Jika Rasulullah SAW tidak menganggap kita sebagai golongannya, lalu bagaimana kita akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW?
Sehingga tidak ada jalan lain, kecuali dengan menghilangkan dan mencampakkan sikap ashabiyah ini. Hilangkan sikap terlalu membanggakan diri dengan kelompok dan organisasinya sendiri. Terbukalah dengan kelompok dan hal-hal lain, agar terhindar dari sikap ashabiyah ini. Maka teruntuk Said Aqil Siroj, bertaubatlah! Kembali lah kepada ajaran Islam yang benar!
Terakhir, mari bersama kita kembali pada sistem Islam. Dalam sistem Islam, walaupun banyak kelompok dan golongan, akan tetapi tidak akan ada ashabiyah. Karena dalam sistem Islam, negara membimbing akidah umat secara utuh. Sehingga umat terjaga dari sikap ashabiyah tersebut. Segera kembali pada sistem Islam dan campakkan demokrasi yang membuahkan sikap ashabiyah. Terapkan syariat Islam secara keseluruhan dalam naungan sistem Islam.
Wallahu A'lam