Mohon tunggu...
Novi Dini Aldiani
Novi Dini Aldiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Jangan lupa untuk selalu bersyukur!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ekranisasi Cerpen "Alak Paul": Punahnya Kebudayaan, Matinya Peradaban

14 Januari 2022   08:26 Diperbarui: 14 Januari 2022   17:04 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ekranisasi Cerpen “Alak Paul”

 PUNAHNYA KEBUDAYAAN MATINYA PERADABAN

oleh:

 Novi Dini Aldiani

Tempat yang sangat jauh dan tidak mungkin untuk dijangkau. Kira-kira seperti itulah salah satau faktor bila kita berbicara mengenai kepunahan. Tentu saja semua berharap segala yang menjadi identitas itu akan terus hidup meski waktu dan posisi tidak lagi sama. 

Saat seseorang pergi ke tempat yang sangat jauh hingga sulit untuk dijangkau sekalipun, kami semua menaruh harapan besar agar orang tersebut tidak lupa siapa dia sebenarnya. Inilah Alak Paul salah satu peribahasa Sunda yang terus dikembangkan agar tidak mengalami kepunahan.

Alak Paul merupakan salah satu peribahasa Sunda yang diangkat ke dalam sebuah cerpen oleh seorang seniman asal Garut. Yari Jomantra atau lebih dikenal dengan panggilan Ari Kpin adalah salah satu penggiat seni, komposer, instruktur musik, penulis buku musikalisasi puisi (Tuntunan dan Pembelajaran), pemain dan anggota Indonesian Philharmonic Orchestra, pencipta lagu Mars dan Hymne Politeknik Negeri Bandung dan konsultan ahli KGF.

Selain itu Ari Kpin juga menyalurkan hobinya dalam bermusik dengan membuat konten "Lalaguan Malam Sabtuan" yang beliau share ke youtube dengan channel pribadinya yakni Ari Kpin. Kurang lebih sudah ada 11 album yang dibuat dari karya musikalisasi puisi.

Kehebatan Ari tak usai sampai di situ, beliau pun juga diundang ke beberapa kota dalam program Sastrawan Bicara Siswa Bertanya dan menjadi instruktur pelatihan sastra salah satunya diklat Membaca Menulis dan Apresiasi Sastra (MMAS). 

Tak heran jika dilihat dari latar belakangnya, Ari Kpin dengan kreatifitasnya memodifikasi sedemikian rupa peribahasa tersebut dengan cara mengembangkan baik isi dan bentuk dari peribahasa menjadi sebuah cerpen. Ternyata tidak hanya satu peribahasa saja yang Ari Kpin cerpenkan, melainkan terdapat 100 peribahasa Sunda yang telah berhasil beliau cerpenkan. 

Sehingga cerpen-cerpen tersebut dikumpulkan dalam satu buku yang berjudul "Ngalalakonkeun Peribahasa Sunda", namun buku tersebut belum diterbitkan. Meskipun buku tersebut belum diteribtakan tetapi itu adalah salah satu karya Ari Kpin yang sangat luar biasa dan semoga dalam waktu dekat ini buku tersebut segera terbit agar masyarakat umum bisa menikmatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun