Mohon tunggu...
Novia Zahro
Novia Zahro Mohon Tunggu... Guru - PIAUD'16

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Bermain adalah Anak yang Berimajinasi

21 Februari 2018   20:12 Diperbarui: 21 Februari 2018   20:33 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pakar, sering mengatakan dunia anak adalah dunia bermain. Dengan main anak itu belajar, artinya disini yaitu anak yang belajar adalah anak yang bermain. Dan anak yang bermain adalah anak yang belajar. Bermain dilakukan anak-anak dalam bergai bentuk saat sedang melakukan aktivitas, mereka bermain ketika berlari, berjalan, melompat, dan kegiatan lainnya dengan bersama temannya.

Anak yang bermain itu untuk memperoleh sesuatau dengan cara bereksplorasi dan bereksperimen tentang dunia sekitarnyadalam rangka membangunpengetahuan diri sendiri (self knowledge). Bermain dilakukan atas inisiatif anak, atas keputusan anak, dengan dukungn guru atau orang dewasa.

Untuk dapat mendukung anak bereksplorasi dengan mainannya guru perlu memperhatikan densitas dan intensitas main. Densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main yang disdiakan untuk mendukung pengalaman anak.

Perlu anda ketahui bahwa bermain dan anak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bermainmerupakan kebutuhan anak yang harus dipenuhi. Aktivitas bermain dilakukan anak, dan aktivitas anak selalu menunjukkan kegiatan bermain. Bermain dan anak sangat erat ikatannya. Oleh karena itu salah satu prinsip pembelajaran pendidikan anak usia dini adalah belajar melalui bermain.

Disini ada ciri-ciri utama bermain yang dapat mengidentifikasikan kegiatan bermain dan bukan bermain. Penjelasan pernyataan diatas sebagai berikut.

Bermsin didorong oleh motivasi dari dalam diri anak.

Anak akan melakukannya apabila hal itu memang betul-betul memuaskan dirinya. Bukan untuk mendapatkan hadiah atau karena diperintahkan orang lain.

Bermain dipilih secara bebas oleh anak

Jika seorang dipaksa untuk bermain sekalipun dilakukan dengan cara halus, maka aktivitas itu bukan dinamakan bukan sebagai bermain. Kegiatan tersebut dapat disebut bermain jika anak dibri kebebasan sendiri untuk memilih aktivitasnya.

Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan

Anaka akan merasa gemira dan bahagia dalam melakukkan aktivitas bermain tersebutntidak menjadi tegang atau setres/ biasanya ditandai dengan tertawa dan komunikasi yang hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun