Mohon tunggu...
Noviatun Nisa 22107030040
Noviatun Nisa 22107030040 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Suka Film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menjadi Anak Kos Lebih Hemat Masak Sendiri atau Beli Makanan Jadi?

5 Maret 2023   10:37 Diperbarui: 5 Maret 2023   10:39 2249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase pribadi masakan sendiri

Menjadi seorang anak rantau yang berstatus sebagai mahasiswa dan hidup mandiri di petak kos-kosan ini akan dirasakan oleh teman-teman mahasiswa dari luar daerah universitas. Ciri-cirinya memiliki budget pas-pasan, uang bulanan kiriman orang tua, dan makan mie instan di akhir bulan. Dan karena uang bulanan itu membuat kita berpikir keras bagaimana cara memanage uang agar cukup hingga di akhir bulan atau transferan berikutnya. Setuju?.

Dengan uang bulanan yang pas-pasan apakah setiap hari kita dapat makan enak dengan teratur, yaitu tiga kali makan dalam sehari. atau kita hanya dapat makan enak dalam sehari maksimal seporsi dan itu untuk satu kali makan.

Saya ingin membagikan cerita saya sebagai mahasiswa sekaligus anak kos yang memiliki uang bulanan pas-pasan namun tetap bisa makan enak karena memasak sendiri. Kebetulan saya sekarang ini masih menjadi mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi Yogyakarta.

Keuntungan masak sendiri

Awalnya saya juga berfikir, saya harus masak atau membeli masakan jadi ya untuk makan sehari-hari. Tapi kebetulan di kos saya menyediakan fasilitas dapur umum, selain itu saya dulu tidak pernah memasak di rumah, hanya kadang ikut membantu ibu saya. Dan sekarang harus mengatur uang untuk bertahan hidup di kota orang.

Anggap saja begini jika uang makan perhari Rp. 20.000,00 apakah saya bisa makan ayam 3 potong untuk satu hari? Tidak kan? Tapi kalau saya membeli ayam setengah kilo Rp.20.000,00 saya akan mendapatkan 4 sampai 5 potong daging ayam. Hingga akhirnya saya memilih untuk masak sendiri sekaligus memanfaatkan dapur umum yang ada. Saya rasa pengalaman yang saya jelaskan di artikel ini akan cocok dan bermanfaat bagi teman-teman yang kos-kosannya memiliki dapur umum.

Walaupun memiliki dapur umum saya sendiri males gerak (mager) untuk memasak. Saya pikir akan ribet karena kita harus pergi membeli bahan-bahanya dahulu seperti sayuran, bumbu, daging dan lainya. Belum lagi effort untuk memasaknya. namun ada hal lain yang saya temukan disini.

  • Hobi baru

 setelah mencobanya memasak itu menjadi kegiatan yang sangat asyik dan menyenangkan. Saya yang awalnya tidak bisa memasak sekarang bisa memasak berbagai masakan rumahan mulai dari sop, oseng, bahkan opor ayam dan itu enak ini bukan kata saya sendiri namun teman-teman saya yang memakanya juga mengatakn hal sama. Hitung hitung juga belajar untuk bekal masa depan.

  • Seminggu tidak  nyampai Rp.100.000,00

Kalau untuk perihal pengeluaran yang saya rasakan jelas lebih hemat memasak karena untuk belanja per minggunya saya hanya mengeluarkan uang sekitar Rp. 50.000,00 sedangkan jika membeli makanan jadi per harinya mencapai Rp.20.000,000 selisih yang cukup banyak jika dihitung-hitung.

Contohnya jika kita membeli paket sayur sop dengan harga Rp5.000 kita bisa memasaknya sekaligus  untuk 3 kali makan. Jika kalian berpikir harga bumbu itu mahal sebenarnya di warung-warung kecil kita bisa membeli berapapun.

  • Kelebihan uang untuk pribadi

Ini cocok sekali untuk mahasiswa yang hanya diberi uang bulanan untuk makan seperti saya. Sangat sulit untuk menyisihkan uang hanya sekedar untuk bermain, menonton, berbelanja baju, buku, ataupun kegiatan organisasi. Bagi orang tua saya transferan yang mereka kirimkan sudah harus mencakup semuanya. Saya bisa berbuat apa? bukankah diberi uang untuk makan saja seharusnya sudah cukup? namun ketika saya memilih untuk memasak sendiri sisa uang yang seharusnya untuk makan bisa saya gunakan untuk keperluan lain seperti yang saya tuliskan.

  • Kebersihan makanan lebih terjamin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun