Di zaman sekarang, semuanya berubah begitu cepat. Teknologi, digitalisasi, globalisasi, semua itu membawa kita ke dunia yang penuh tantangan. Pendidikan pun ikut terkena dampaknya. Kalau dulu belajar cukup dengan buku dan guru, sekarang murid harus siap dengan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi. Tapi, masalahnya, masih banyak orang yang terjebak dalam pola pikir statis alias fixed mindset. Pola pikir ini bikin kita gampang menyerah, takut gagal, dan merasa kemampuan itu sudah bawaan dari lahir. Nah, di sinilah pentingnya Growth mindset.
Growth mindset, konsep yang diperkenalkan oleh Carol S. Dweck, adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan itu bisa berkembang. Artinya, kalau kita mau berusaha, belajar, dan terus gigih, kita pasti bisa jadi lebih baik. Dweck bilang dalam bukunya, Mindset: The New Psychology of Success, "Orang dengan Growth mindset percaya bahwa kemampuan dasar mereka bisa berkembang lewat dedikasi dan kerja keras." Konsep ini bukan cuma sekadar teori, tapi benar-benar bisa mengubah cara kita belajar dan menghadapi hidup. Kenapa Growth mindset penting? Karena, di dunia yang terus berubah ini, kita harus terus belajar. Bayangin aja, teknologi yang relevan hari ini bisa jadi nggak berguna lagi besok. Kalau kita punya Growth mindset, kita nggak bakal takut mencoba hal baru. Kita jadi pembelajar sepanjang hayat, selalu siap menghadapi perubahan. Selain itu, penelitian juga membuktikan kalau murid dengan Growth mindset biasanya lebih berprestasi. Misalnya, sebuah studi menemukan bahwa murid yang diajarkan tentang Growth mindset nilai matematikanya meningkat pesat dibandingkan yang nggak. Jadi, nggak cuma membantu kita menghadapi tantangan, Growth mindset juga bikin kita lebih percaya diri dalam belajar. Lalu, gimana caranya menumbuhkan Growth mindset di sekolah? Sederhana kok. Guru dan orang tua bisa mulai dengan menghargai proses, bukan cuma hasil akhir. Misalnya, daripada bilang, "Kamu pintar banget," lebih baik bilang, "Kamu hebat banget udah kerja keras untuk menyelesaikan soal ini." Dengan begitu, anak-anak nggak cuma fokus pada hasil, tapi juga menghargai usaha yang mereka lakukan. Selain itu, penting banget untuk menggunakan bahasa yang positif. Misalnya, tambahin kata "yet" dalam kalimat seperti, "Aku belum bisa memahami konsep ini." Kata kecil ini bikin kita merasa masih punya peluang untuk belajar dan berkembang.
Tantangan juga penting untuk ditawarkan ke murid. Tapi, tantangannya harus pas. Kalau terlalu gampang, mereka bakal bosan. Kalau terlalu sulit, mereka malah jadi frustrasi. Guru harus bisa menemukan keseimbangan yang bikin murid termotivasi. Dan satu hal lagi, umpan balik itu harus membangun. Kalau ada yang salah, jangan langsung menghakimi. Sebaliknya, kasih saran yang jelas supaya mereka tahu apa yang bisa diperbaiki. Ada cerita inspiratif dari sebuah sekolah di California. Mereka menerapkan program "Growth mindset Curriculum", dan dalam satu tahun, jumlah murid yang percaya bahwa kemampuan mereka bisa berkembang naik dari 35% jadi 85%. Luar biasa, kan? Ini bukti nyata kalau Growth mindset benar-benar bisa bikin perbedaan. Peran guru dan orang tua nggak bisa disepelekan dalam hal ini. Guru harus jadi contoh dengan menunjukkan bahwa mereka juga terus belajar. Orang tua juga bisa menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi dan pembelajaran di rumah. Misalnya, dengan memberi ruang bagi anak untuk mencoba hal baru, bahkan kalau itu berarti mereka bakal gagal dulu di awal. Pada akhirnya, di era disrupsi ini, Growth mindset bukan cuma penting, tapi juga jadi kebutuhan. Dengan pola pikir ini, kita bisa jadi individu yang tangguh, adaptif, dan inovatif. Pendidikan berbasis Growth mindset adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik, menciptakan generasi yang nggak takut tantangan dan siap bersaing di tingkat global. Jadi, yuk, mulai tanamkan Growth mindset dalam hidup kita dan anak-anak kita. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H