Mohon tunggu...
novi ariesanthi
novi ariesanthi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi yang memiliki rasa semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi, saya selalu tertarik untuk mempelajari hal-hal baru. Dengan sifat ceria dan antusias, saya senang terlibat dalam berbagai kegiatan yang menantang dan memberikan pengalaman baru. Selain itu, saya juga aktif berpartisipasi dalam organisasi ataupun komunitas yang mendukung pengembangan diri, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Setiap peluang adalah kesempatan untuk bertumbuh, berbagi, dan menciptakan dampak positif di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Fenomena Ramainya Anak Muda Mendaki Gunung: Trend, Penyebab dan solusi

28 November 2024   23:43 Diperbarui: 28 November 2024   23:59 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Sumber : Dokumen Pribadi )

Pendakian gunung semakin populer di kalangan anak muda Indonesia. Aktivitas ini bukan hanya menjadi pelarian dari rutinitas, tetapi juga menjadi sarana melepas stres, menangani kegalauan, dan bahkan memenuhi hasrat untuk mengikuti tren media sosial. Artikel ini membahas penyebab, dampak, dan solusi dari fenomena ini, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesiapan mental, fisik, dan pengetahuan sebelum mendaki.

Mengapa Anak Muda Memilih Gunung?

  1. Pelepasan dari Tekanan Hidup
    Gunung menawarkan ketenangan dan keindahan yang menjadi pelarian ideal bagi mereka yang stres atau merasa terjebak dalam masalah. Beberapa anak muda mendaki untuk menemukan kedamaian batin atau mencari perspektif baru terhadap masalah mereka. Lingkungan gunung yang sejuk dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan menciptakan ruang refleksi yang langka.

  2. Fear of Missing Out (FOMO)
    FOMO menjadi pemicu signifikan. Media sosial sering menampilkan gambar-gambar indah dari puncak gunung yang menggugah keinginan anak muda untuk turut berpartisipasi. Banyak yang merasa harus mendaki agar dianggap relevan dalam kelompok sosial mereka, meskipun mereka kurang memiliki kesiapan fisik atau pengetahuan tentang pendakian.

  3. Ajang Eksistensi
    Mendaki juga menjadi simbol pencapaian dan kebanggaan. Banyak pendaki pemula terinspirasi oleh film atau konten petualangan yang populer, sehingga memandang pendakian sebagai cara menunjukkan keberanian atau daya tahan.

  4. Pencarian Jati DiriBanyak anak muda yang mendaki gunung sebagai bagian dari proses pencarian jati diri. Aktivitas ini mengajarkan mereka untuk mengenali karakter diri melalui tantangan fisik dan mental yang harus dihadapi saat mendaki. Proses ini sering kali membantu individu memahami batasan mereka dan mengembangkan ketahanan mental. 

Dampak Positif dan Negatif

Dampak Positif

  • Kesehatan Fisik dan Mental: Mendaki gunung adalah bentuk olahraga yang baik untuk kesehatan fisik. Selain itu, aktivitas ini juga dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
  • Keterhubungan Sosial: Pendakian gunung sering kali melibatkan kerja sama tim, yang dapat memperkuat hubungan antar teman atau bahkan membentuk persahabatan baru.
  • Kesadaran Lingkungan: Melalui pengalaman mendaki, banyak pendaki yang menjadi lebih sadar akan pentingnya konservasi alam dan lingkungan.
  • Ekonomi Lokal: Fenomena ini mendukung ekonomi lokal melalui jasa pemandu, porter, dan pengelolaan kawasan wisata.

Dampak Negatif

  • Risiko Kecelakaan: Peningkatan jumlah pendaki juga berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan akibat kurangnya persiapan atau pemahaman tentang keselamatan saat mendaki.
  • Dampak Lingkungan: Banyak pendaki yang mengabaikan kode etik pendakian, menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan sekitar gunung.
  • Kurangnya Kesiapan: Banyak pendaki pemula tidak siap secara fisik, mental, atau perlengkapan, yang sering kali menyebabkan kecelakaan seperti hipotermia dan tersesat.
  • Eksploitasi Alam: Meningkatnya jumlah pendaki berisiko merusak ekosistem jika tidak disertai kesadaran lingkungan, seperti sampah yang ditinggalkan di jalur pendakian.
  • Tren Berbahaya: Beberapa pendaki tergoda mencoba jalur ekstrem tanpa memahami risikonya, hanya untuk terlihat keren di media sosial.

Solusi untuk Mengatasi Masalah

1. Edukasi Pendaki

Penting untuk memberikan edukasi kepada calon pendaki tentang keselamatan, etika mendaki, dan dampak lingkungan dari aktivitas mereka. Program pelatihan atau workshop dapat membantu meningkatkan kesadaran ini.

2. Pengaturan Jumlah Pendaki

Mengatur jumlah pendaki di jalur tertentu bisa menjadi solusi untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa taman nasional telah menerapkan sistem izin untuk mengontrol jumlah pengunjung.

3. Promosi Kesadaran Lingkungan

Mendorong komunitas pendaki untuk terlibat dalam kegiatan konservasi dapat membantu menjaga kelestarian alam sekaligus memberikan pengalaman positif bagi para pendaki. 

4. Pengelolaan Kawasan Gunung

Pengelola kawasan gunung perlu memperketat aturan, seperti pembatasan jumlah pendaki, pengawasan sampah, dan keharusan menggunakan pemandu resmi untuk pendaki pemula 

5. Peningkatan Kesadaran Sosial

Pendaki harus disadarkan bahwa pendakian bukan sekadar ajang eksistensi. Pengalaman mendaki lebih bermakna jika dilihat sebagai cara mempererat hubungan dengan alam dan diri sendiri, bukan hanya untuk konten media sosial.

Manfaat Mendaki Gunung

Mendaki gunung tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga berbagai manfaat lain:

  • Meningkatkan Kebugaran Fisik: Aktivitas fisik saat mendaki membantu memperbaiki kondisi jantung dan paru-paru serta membakar kalori.
  • Kesehatan Fisik dan Mental: Aktivitas fisik yang intens diiringi dengan suasana alam dapat membantu menurunkan stres dan meningkatkan kebugaran.
  • Menumbuhkan Rasa Syukur: Menghadapi tantangan di alam terbuka seringkali membuat seseorang lebih menghargai hal-hal kecil dalam hidup mereka.
  • Pengalaman Berharga: Setiap pendakian memberikan pengalaman unik yang dapat menjadi kenangan berharga seumur hidup.
  • Rasa Kepuasan Pribadi: Menaklukkan puncak gunung memberikan perasaan pencapaian yang sulit ditemukan dalam aktivitas lain.
  • Solidaritas Sosial: Mendaki dalam kelompok membantu membangun kerja sama dan rasa tanggung jawab

Kesimpulan

Fenomena pendakian gunung di kalangan anak muda merupakan cerminan dari kebutuhan mereka akan petualangan, pelarian dari rutinitas, serta pencarian jati diri. Meskipun memiliki dampak positif seperti peningkatan kesehatan mental dan fisik, penting juga untuk menyadari risiko yang ada serta dampaknya terhadap lingkungan. Dengan edukasi yang tepat dan kesadaran akan etika mendaki, kita dapat memastikan bahwa aktivitas ini tetap menjadi pengalaman positif bagi generasi mendatang.Mengajak masyarakat luas untuk memahami fenomena ini bisa menjadi langkah awal dalam menciptakan generasi pendaki yang bertanggung jawab dan peduli.

Referensi

1. https://www.kompasiana.com/nidazahra/65f9a30e1470937ac579c844/merintis-kepopuleran-mendaki-gunung-bersama-generasi-z

2. https://ahpc.unair.ac.id/info/alasan-kenapa-anda-perlu-mencoba-mendaki-gunung/

3. https://blog.eigeradventure.com/10-alasan-kenapa-kegiatan-mendaki-gunung-banyak-digemari/

4. https://radarjember.jawapos.com/bondowoso/792970906/trendi-kalangan-anak-muda-naik-gunung-jadi-sarana-untuk-lebih-mengenali-jati-diri

5. https://egsa.geo.ugm.ac.id/2021/08/03/pendakian-gunung-ikuti-tren/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun