Bisa-bisanya kau masih diam, sementara gamang tlah meraja di benakku
Kau membuat tidurku tak terpejam
Hebatnya kau, semudah itu buatku menangis
Benar, ku menangis karenamu
Bukan karena kau mati, tapi karena kau diam
Dan ku seperti bicara pada batu-batu nisan
Betapa jahatnya kau! Dan mengertikah kau?
Bahwa tawaku tak berarti aku baik-baik saja
Andai mampu ku seret kau, pasti sudah ku seret kau ke dalam pelukku
Tidakkah kau rindu, melangkah di bawah gerimis sore denganku?
Sungguh ku ingin lebih lama di sisimu, walau kita saling terdiam
Walau kita hanya saling memandang, atau bahkan saling membuang muka
Mengapa seolah kau lepas tangan setelah buatku tergila-gila?
Seperti sengaja, kau biarkan aku terus menulis tentangmu
Jakarta, 14 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H