Kau selalu tiba-tiba
Belajar mengeja lagi, pintamu
Kata kembali
Tapi tunggu, telur dadarnya belum sempurna
Lontaran setiap kata kau ucap tentangku
Segala yang (masih) kau ingat
Tentang croissant kosong favoritku
Dan kopi gayo di kedai pasar Santa
Tunggu, biar ku angkat telur dadarku dulu
Sebentar
Tapi, letakkan saja rayumu di pangkuan
Sebab aku tak ingin kembali
Bogor, 27 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Cerpen: Kereta Termanis
Baca juga: Cerpen: Kereta Termanis (2)
Baca juga: Menabur Ironi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!