Bagaimana tidak ku pikir begitu, bayangkan saja seorang Maya yang dikenal supel, harus berhadapan dengan Angga yang pendiam dan tidak suka banyak basa-basi.
Sampai sekarang aku masih suka tertawa sendiri jika mengingat masa itu. Masa di mana aku harus pintar-pintar mencari topik pembicaraan, dan mati-matian mencoba segala cara untuk menaklukkan hatinya. Masa di mana aku hanya bisa menangis saat merindukannya, dan bertahan untuk tidak menghubunginya.
Tapi akhirnya segala cara itu tak ada gunanya, aku justru tak sengaja menaklukkannya saat hanya aku yang berhasil menyuapi makan kura-kura kesayangannya yang sedang sakit. Memang aneh manusia satu ini, tapi aku sangat mencintainya.
Perjalanan kami masih cukup panjang, belum ada tanda-tanda stasiun tujuan sudah dekat, dan sepertinya suamiku sudah tertidur lagi. Haruskah ku bangunkan dia sekarang, untuk mengatakan bahwa aku sedang mengandung? Aku harus mengatakannya sekarang juga, di atas kereta ini.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H