Ketika terdapat kerusakan pada bagian rumah, setiap penghuni rumah pasti memiliki alasan masing-masing mengapa ia memutuskan memanggil tukang untuk memperbaikinya.
Bisa jadi karena tidak adanya laki-laki yang menghuni rumah tersebut, sedangkan para wanita yang menghuninya sudah mengusahakan untuk mengerjakan sendiri, tapi tidak berhasil meski kerusakan tersebut tergolong ringan atau kelihatan sepele.
Kemungkinan lainnya, di rumah tersebut memang ada anggota keluarga laki-laki, tapi meski ia sudah berusaha untuk memperbaiki kerusakannya sendiri, namun dalam prosesnya tetap saja tidak berhasil.
Wajar saja, karena memang tidak semua laki-laki apalagi wanita memiliki keterampilan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada bangunan fisik rumah ataupun perabotan yang ada di rumah.
Bahkan jika kerusakan yang terjadi berkaitan dengan listrik. Tentu bukan hal yang cukup dikira-kira saja untuk dapat memperbaikinya. Ada banyak risiko yang dapat terjadi jika salah memperbaiki.
Maka, memanggil ahlinya adalah keputusan yang tepat. Orang rumah juga tidak akan was-was jika kerusakan yang berkaitan dengan listrik ini ditangani oleh tukang yang mengerti seluk beluk kelistrikan.
Dulu, waktu saya bekerja di perusahaan Mechanical and Electrical Contractor atau lebih dikenal dengan Kontraktor M/E, saya baru mengetahui jika para pekerja di proyek itu dibagi dalam dua bagian, sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Pada bagian Mechanical, kelompok pekerja ini mengerjakan bagian Plumbing yang mencakup pekerjaan instalasi pipa saluran air, sumur tanah dan sumur bor, pemasangan kloset, wastafel, shower, hingga bak mandi.
Sementara pada bagian Electrical, kelompok pekerja ini jelas mengerjakan bagian-bagian yang berhubungan dengan Listrik. Seperti pemasangan jaringan kabel, stop kontak, instalasi lampu, hingga instalasi kontrol panel yang terdapat di gedung-gedung besar.
Sering berkaitan dengan material proyek dan berbincang dengan orang-orang proyek, bukan berarti saya jadi ahli dalam memperbaiki kerusakan-kerusakan di rumah sehingga tidak butuh tukang lagi.
Seperti yang saya bagikan dalam gambar berikut ini, sudah berminggu-minggu plafon kamar mandi kami harus terbuka. Awalnya, setiap ada yang mandi di kamar mandi atas, airnya bocor sampai ke kamar mandi bawah.