Siang itu, cerahnya langit menyambut kedatangan kami di Stasiun Cirebon. Keluar dari area stasiun, 14 unit Toyota Hiace telah siap mengantarkan kami menuju ke Loko Cafe.
Naiknya random, ini agak rusuh sih. Yang penting semua naik, jangan ada yang ketinggalan. Sudah duduk di samping sopir, aku baru sadar kalau yang duduk di belakangku semuanya ngga ada yang aku kenal. Haha, ya sudah lah. Yang penting kita sama-sama peserta Travelling by KAI.
Kebetulan banget sudah waktunya makan siang, sampai di Loko Cafe kami disambut hangat oleh seluruh stafnya yang sudah berbaris rapi untuk menyapa kami sembari tersenyum manja.
Setelah semua peserta travelling masuk ke dalam area Loko Cafe, giliran kami yang berbaris rapi, mengantri untuk mengambil makanan dan minuman yang telah disediakan di meja saji.
Lanjut ya, aku ngga mau bahas soal makanan. Aku mau langsung bahas Alun-alun Cirebon yang kami kunjungi selepas urusan makan siang tadi.
Masih ingat kan? Dalam artikel bagian pertama, aku bercerita kalau seluruh peserta travelling dibagi dalam beberapa kelompok agar kami dapat bergiliran menikmati ketiga gerbong yang tersedia di dalam Kereta Luar Biasa.
Sampai di alun-alun, seluruh peserta travelling berpencar dan bergabung pada kelompoknya masing-masing. Nah, aku dan ketiga belas orang Kompasianer lainnya masuk dalam kelompok 5 yang ditandai dengan name tag berwarna biru navy.
Dipimpin oleh Mas Agung Han, kelompok kami sukses bekerjasama membuat yel-yel seru yang bakal diadu dengan kelompok lainnya. Setelah beberapa kali latihan, penampilan kami pun siap direkam untuk penjurian.
Siapa sangka, di momen inilah detik-detik rasa itu tumbuh dengan sendirinya. Hahai, rasa apa yaa.. Terpanah asmara?! Wkwk, kok gue girang sendiri ya bisa lihat dia secara langsung setelah sekian lama cuma bisa penasaran sama sosoknya. Tapi sayang, aku ngga berani menyapa dan cuma bisa memperhatikannya diam-diam.
Setelah urusan yel-yel, kami pun berpencar untuk menikmati sejenak waktu bebas yang diberikan. Ada yang berswafoto di alun-alun, ada yang menghampiri area masjid di samping alun-alun, dan selebihnya entah ke mana mereka berpencar waktu itu.
Lewat waktu Ashar, kami kembali menuju area parkir untuk diantarkan kembali ke Stasiun Cirebon. Cuaca sudah mulai muram, hujan pun turun sebegitu syahdunya. Sebagian dari kami duduk di ruang tunggu Stasiun Cirebon, dan di saat itu aku kembali mencuri pandang lagi padanya.