Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sudah Fatherless, Terjebak Pula dalam Hubungan yang Toxic

25 November 2024   12:39 Diperbarui: 26 November 2024   15:00 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam salah satu artikel kompas.com yang berjudul "Mengapa Anak Perempuan yang Fatherless Sering Bertemu Pria yang Salah?" dijelaskan bahwa sebagian anak perempuan yang fatherless, kerap kali menjalin hubungan dengan pasangan yang salah dan terjebak dalam toxic relationship.

Ketika baru membaca judulnya saja, saya yang merupakan bagian dari sekian banyak perempuan yang fatherless, turut membenarkan hal tersebut.

Setelah membaca lebih lanjut artikel tersebut, saya baru menyadari akan alasan sebenarnya tentang apa yang mungkin selama ini tidak pernah terpikirkan dalam benak saya.

Mengapa kami yang fatherless ini begitu sering dihadapkan dengan pria yang mungkin tidak seharusnya bersama kami, atau bahkan membuat kami terjebak dalam hubungan toxic. Dan yang lebih parah, ketika sudah terjebak dalam hubungan ini kami tidak segera menyadarinya, karena kami lah yang seringnya terlalu bucin.

Ustadz Bendri yang merupakan Founder Fatherman sekaligus praktisi parenting Islamic, telah menjawab pertanyaan ini. Beliau mengungkapkan bahwa perempuan fatherless tidak memiliki acuan figur laki-laki yang baik dari sang ayah, sehingga mereka rentan untuk bertemu dengan pria yang salah.

Lebih jauh, beliau juga menilai bahwa kondisi ini dapat menjadi jebakan hidup bagi anak perempuan yang fatherless. Dan untuk sekali lagi, saya sangat membenarkan penjelasan tersebut.

Meski mungkin tidak semua anak perempuan yang fatherless mengalami hal tersebut, namun saya sendiri jelas telah mengalaminya.

Kebanyakan orang di sekitar menuding kami terlalu memilih pasangan, memasang standar terlalu tinggi dalam menentukan pasangan. Padahal kenyataannya, perkara memilih pasangan dan memutuskan untuk menjalani sebuah hubungan, adalah hal yang sangat tidak mudah bagi kami.

Ada begitu banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan untuk memulai sebuah hubungan. Dan yang harus saya akui, bahwa tidaklah mudah untuk bisa keluar dari perangkap trauma atas kegagalan hubungan di masa lalu.

Beberapa hubungan toxic yang pernah kami alami pada masa lalu, masih kerap membayangi dan membuat kami takut setiap kali kami dihadapkan dengan sosok pria yang baru. Meskipun pada dasarnya kami sangat menyadari dan percaya bahwa di dunia ini pasti masih ada pria-pria yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun