Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akulah Oyen Sang Raja

4 November 2024   12:06 Diperbarui: 4 November 2024   12:09 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pinterest.com/ricko

"Ya, angin lembut ini membuatku sedikit mengantuk. Kamu dari mana saja, Put?"

"Sejak subuh tadi, aku berkeliling mencari makan. Untungnya aku bertemu dengan seorang Ibu yang baik hati di jalan. Ia memberiku makanan kering. Eh, apa kamu sudah makan, Yen?"

"Wah, kamu beruntung Put! Aku juga sudah makan. Tadi pagi aku ke rumah Pak Eko, ia memberiku sepotong ikan. Harusnya kamu ikut denganku, Put. Aku kan sudah bilang kalau Pak Eko itu penyayang kucing. Ia pasti memberimu makan."

"Tapi.. tapi tubuhku kotor, Yen. Aku malu, dan takut kalau Pak Eko jadi merasa jijik melihatku. Mungkin ia akan mengusirku."

Aku merasakan pilu mendengar kalimat Puput. Lagi-lagi aku meyakinkannya bahwa apa yang dikatakannya tadi tidaklah mungkin terjadi. Aku juga merayunya untuk ikut denganku ke rumah Pak Eko nanti malam.

Tiba-tiba saja terdengar riuh pertengkaran kucing di sela perbincangan kami. Kami pun memutuskan untuk menghampiri sumber suara itu, yang kira-kira berasal dari gang 3, tidak jauh dari tempat kami sekarang.

Sampai di sana, kedatanganku berhasil melerai perkelahian antara Popoy dan Belang Abu. Sebab tampaknya, Belang Abu takut kepadaku. Ia lari kocar-kacir ke arah gang 4. Sementara Popoy yang merupakan kucing putih jantan, mengucapkan terima kasihnya kepadaku. Aku dan Puput juga mengajak Popoy untuk ikut dengan kami.

Malam harinya, kami bertiga sudah duduk di halaman rumah Pak Eko. Aku yakin bahwa sebentar lagi ia akan sampai di rumah. Tak lama, aku mendengar suara motornya. Aku bergerak merenggangkan ototku dan bersiap menyambutnya.

"Eh.. si Oyen!" ucapnya riang menyapaku sambil melepas helmnya. "Kamu bawa teman ya, Yen?"

Aku hanya dapat menjawabnya dengan menggosokkan tubuhku ke kaki Pak Eko. Aku juga mengikutinya mengambil kotak makanan kucing ke dalam rumah. Sementara kedua temanku masih duduk di halaman.

"Ayo sini makan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun