Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Hati Risa

4 Oktober 2024   10:06 Diperbarui: 4 Oktober 2024   10:39 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pngtree.com

Risa menatap kanvas putih di depannya. Langit senja di luar jendela studionya memancarkan semburat warna jingga yang sempurna, namun hatinya masih terasa kosong.

Belakangan ini Risa kehilangan inspirasi. Meskipun ia pelukis berbakat yang sudah sering diundang untuk pameran, ada sesuatu yang membuatnya sulit memulai. Terkadang, ia merasa lukisannya tak cukup menyampaikan isi hatinya.

Suara langkah kaki terdengar dari pintu studio yang setengah terbuka. Risa berbalik dan melihat seorang lelaki tinggi dengan pakaian lusuh berdiri di ambang pintu. "Maaf, apa saya boleh masuk?"

Risa mengenalnya, lelaki itu adalah Geri, seorang gelandangan yang sering duduk di pojok jalan dekat studionya. Ia sering melihat lelaki itu memperhatikan karyanya dari jendela, tapi mereka belum pernah berbicara sebelumnya.

"Silakan," jawab Risa tersenyum.

Geri melangkah masuk meski agak canggung. Ia melihat sekeliling studio dengan kekaguman, matanya terpaku pada deretan lukisan Risa yang terpajang di dinding. "Kamu yang melukis semua ini?"

"Iya, aku suka melukis. Tapi akhir-akhir ini, rasanya aku sulit mendapat inspirasi."

"Mungkin kamu butuh sesuatu yang beda. Dunia ini kan penuh warna, tapi terkadang kita harus melihatnya dari sudut yang lain."

Risa tersenyum, tak menyangka lelaki itu berbicara dengan bijak. Mereka menghabiskan sore itu dengan berbincang tentang seni, dan kehidupan. Risa merasa nyaman dengan Geri, meskipun Geri hidup di jalanan, namun ia memiliki pandangan hidup yang dalam.

Hari demi hari, Risa dan Geri menjadi semakin dekat. Geri sering datang ke studio, dan Risa mulai mendapatkan kembali inspirasinya. Mereka berbicara tentang segalanya, dari impian Geri yang terkubur karena kesulitan hidup hingga masa kecil Risa yang penuh kenangan manis. Perlahan, satu perasaan tumbuh di hati Risa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun