Hingga di suatu sore ketika senja mulai menampakkan warnanya, Galih mengajak Ratna berjalan-jalan di sebuah taman kota. Mereka pun duduk di bawah pohon yang teduh, menikmati senja yang tenang.
"Ratna, aku.. mau ngomong sesuatu."
Ratna menatap Galih dengan penuh harap, jantungnya kembali berdebar tak karuan.
"Aku.. aku suka Renata! Nitip ini ya, mudah-mudahan dia suka." ucap Galih sambil menyerahkan kotak berisi satu paket cokelat Toblerone.
Sekejap air mata membasahi pipi Ratna. Tak ada pilihan lain selain menerima kotak itu. "Makasih ya Gal, aku.. aku terharu kamu suka sama adik aku. Nanti aku sampaikan cokelatnya!" Ratna beranjak dari tempatnya dan berlari setelah menyelesaikan kalimatnya, ia membuat Galih termangu keheranan.
Gadis itu bersembunyi di balik pohon yang lebih besar untuk meluapkan seluruh air matanya. Ia menangis sesenggukan, namun ia pun segera menyadari bahwa hatinya harus kembali ia selipkan di halaman sebuah buku, dan menutup buku itu selamanya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H