Erika telah berhasil merebut hati lelaki itu. Lelaki yang begitu dikaguminya sejak sepuluh tahun yang lalu. Setelah sekian lama berharap, akhirnya semesta menjawab segala pinta Erika.
Bisikan alam membawa langkah lelaki itu kembali padanya. Dan untuk kali ini, Erika tak akan melepasnya lagi. Wanita itu pun sukses meluluhkan hati Ronald dan membuat lelaki itu selalu merasa membutuhkan dirinya.
Sampai akhirnya Ronald memutuskan untuk menikahi Erika. Mereka mulai membangun keluarga kecilnya di sebuah rumah yang sudah cukup lama dibeli Ronald dengan uang hasil kerja kerasnya sendiri.
Erika sama sekali bukan wanita yang materialistis, sejak dulu ia memang tulus mencintai Ronald tanpa pernah memandang latar belakangnya. Apa pekerjaannya dan siapa keluarganya, semua itu tak begitu penting bagi Erika. Yang ia inginkan hanyalah satu, semoga Ronald dapat membalas cintanya.
Dan karena Erika sangat mencintai Ronald, maka ia selalu membayangkan banyak hal indah bersama lelaki itu. Erika yakin dirinya akan bahagia jika ia dapat memiliki Ronald.
Tapi nyatanya, meski sudah menikah dengan lelaki yang sangat diinginkannya, Erika tetap tidak bahagia. Hari-hari yang awalnya terasa manis, perlahan mulai terasa menyiksa bagi Erika.
"Ini terakhir kalinya ya, aku ikut kamu ke pertemuan kayak tadi."
"Terakhir gimana maksudnya?"
"Aku tuh risih, Mas! Aku ngga biasa. Tiap kali kamu ajak aku ke pertemuan kayak gitu, aku ngga nyaman. Aku ngga ngerti obrolan kalian, makanya aku milih banyak diem daripada aku salah ngomong dan malah kelihatan bodoh di mata teman-teman kamu."
"Kenapa kamu baru ngomong sekarang kalau kamu ngga nyaman, Er?"