Bel tanda pulang sekolah dibunyikan. Gadis dengan perawakan tinggi langsing itu mengibaskan rambut panjangnya. Sebelah tangannya merogoh ke dalam saku kemeja putihnya. Sebuah karet berwarna biru tengah diraih dari dalam sana.
Lia namanya, ia tampak merapikan seluruh bagian rambutnya dan menguncirnya dengan gaya ekor kuda. Teriknya siang hari ini telah membuat bagian punggung kemeja putih Lia basah oleh keringatnya.
Meski begitu Lia masih bersemangat merayakan kelulusannya bersama teman-teman sekelasnya di halaman belakang sekolah. Terlebih lagi, Lia berhasil lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Tak heran jika ia begitu antusias dan larut dalam perayaan ini.
"Barang bukti sudah jelas, ayo Bu!" perintah seorang lelaki berkemeja putih yang tampak memaksa mama Lia untuk segera melangkah.
Sedangkan wanita empat puluh tahunan itu bersikeras mengatakan bahwa dirinya tak bersalah. Terlihat mobil polisi dan dua mobil lainnya terparkir asal di halaman rumah Lia.
"Pak, mama saya kenapa?"
"Bu Intan terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Kami dari KPK, harus membawa Bu Intan untuk menjelaskan perkara ini."
"Ngga Li, mama ngga bersalah!"
"Tapi ini buktinya Bu!" seorang petugas yang terlibat dalam operasi tangkap tangan itu, menunjukkan sebuah koper besar berisi penuh uang tunai.
"Semua berlian ini juga termasuk barang bukti." ucap petugas lain menambahkan.