Baru saja, semalam saya menerima kiriman bingkisan lebaran dari calon adik ipar. Bingkisan yang tampaknya dibeli secara online ini, langsung dialamatkan ke rumah kami. Mau surprise dia ceritanya...
Setelah saya cek isinya, bingkisan itu terdiri dari sepaket kue lebaran. Terdiri dari 6 buah toples dengan masing-masing berisi kue nastar, kue kacang, wafer cokelat, serta kacang cokelat dengan warna-warninya yang menarik.
Seperti tampak pada foto yang saya unggah (jangan lihat merek ya, saya ngga lagi promosi lho)
Setelah saya konfirmasi bahwa kirimannya telah sampai dalam kondisi baik, ia pun mengatakan bahwa ia memilih paket bingkisan tersebut karena tahu bahwa orang rumah kami rata-rata menyukai cokelat.
Kalau dikatakan sebagai bingkisan lebaran, mungkin sampainya terlalu cepat. Bisa-bisa belum lebaran sudah habis duluan. Namun hal tersebut dilakukannya, untuk menghindari keterlambatan pengiriman oleh kurir, yang seringnya terjadi ketika mendekati waktu lebaran.
Meski tahun ini saya tidak menyiapkan bingkisan lebaran, namun dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan acuan jika ingin mengirim bingkisan atau parcel lebaran.
Kalau ingin yang praktis dan tinggal dikirim sampai ke tujuan, tentu saja kita dapat dengan mudah mencari paket bingkisan lewat toko online. Ada banyak model dan varian bingkisan yang dapat disesuaikan dengan budget. Dapat pula memberi note pada penjual untuk menambahkan kartu ucapan idul fitri.
Tapi, jika kompasianers ingin membuat bingkisan sendiri agar dapat sambil berkreasi, maka pertimbangan dalam menyusun bingkisan lebaran (fokus ke makanan, bukan barang) di antaranya :
1. Niatkan hati untuk tulus memberi.
2. Budget yang memadai. Kalau sudah ada niat tapi budgetnya tidak ada, sebaiknya jangan memaksakan. Ucapan hari raya dan bentuk silaturahmi tidak harus melalui kiriman bingkisan/ parcel.
3. Jika budget memadai, perkirakan bingkisan akan dikirim ke berapa banyak orang/ instansi. Budget di sini termasuk wadah bingkisan dan ongkos pengiriman.