Bersamaan dengan kalimat itu, tampaklah banyak pengunjung yang mulai menghampiri si naga kuning untuk berfoto bersama. Terutama para pengunjung wanita yang menyadari keelokan rupa asli si naga kuning.
"Makasih ya Mas..." ucap Sabita saat dirinya dan Rosma telah berhasil mengambil foto mereka bertiga.
"Teman saya ngefans nih, boleh tau namanya Mas?" seloroh Rosma yang terkenal suka ceplas-ceplos.
"Nama saya Ismail. Panggil aja Ma'il. Anak betawi asli." senyumnya mengembang kepada Sabita. Dan itu sukses merontokkan hati Sabita yang balas tersenyum malu, manisnya khas gadis Jawa.
Sayangnya, Ismail keburu dipanggil oleh pembina timnya sehingga mereka tak sempat lagi berbincang banyak, apalagi bertukar nomor ponsel.
Seorang lelaki berkaus hitam yang memeluk kepala naga merah di kedua tangannya, tiba-tiba memotong langkah Sabita dan Rosma.
"Hai cantik, makasih ya udah nonton pertunjukan tadi." ucapnya dengan pandangan yang fokus pada Sabita.
"Oh... hahaha iya iya, sama-sama. Yang nonton kan, juga banyak."
"Ah... iya betul. Boleh kenalan?" tanyanya to the point.
Sabita terdiam, gadis itu termangu sekian detik hingga Rosma menyikut lengannya. Tersadar, Sabita menjawab pertanyaan lelaki itu sehingga keduanya pun berkenalan.
Satu tahun berlalu, bagai seribu musim telah singgah di relung hati Sabita. Bayangan Ismail telah terhempas, berganti dengan Budiman yang nyata di depan mata, di sampingnya.