Beberapa hari ini, terpantau banyak bersliweran artikel yang membahas tentang perut buncit. Sebab perut menjadi buncit, bagaimana cara mengempiskannya, efek buruk yang ditimbulkannya dan lain-lain sebagainya. Pokoknya semua berhubungan dengan perut buncit.
By the way, bagaimana kalau kita geser sedikit ke warung buncit? Kalau yang ini, warga Jakarta pasti sudah tahu betul nih, soal buncit-buncit yang satu ini. Nah, mari kita simak bersama perjalanan kita menuju warung buncit pada sore hari ini.
Jalan Warung Buncit Raya adalah nama salah satu jalan utama di Jakarta yang menghubungkan kawasan Kuningan, Mampang Prapatan, Duren Tiga, Kalibata dan Pejaten.
Di jalan ini terdapat kantor Pusat Jasa Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia, Kampus Universitas Mercu Buana Jakarta, dan kantor PT Tetra Pak Indonesia. Jalan ini dilalui pula oleh Transjakarta koridor 6 dengan rute Ragunan - Dukuh Atas 2.
Lalu mengapa diberi nama Warung Buncit? Nama Buncit sendiri diduga kuat berasal dari nama seorang Tionghoa bernama Boen Tjit bermarga Tan, yaitu Tan Boen Tjit.
Orang-orang Tionghoa dari marga Tan pada era kolonial Belanda adalah yang termasuk memiliki posisi dan memiliki usaha yang besar dengan lahan yang luas. Marga Tan ini cukup banyak yang memiliki landdrein, seperti di Land Tjimanggis dan Land Pondok Tjina. Sedang Tan Boen Tjit diduga kuat adalah pemilik Land Mampang. Dikisahkan, Tan Boen Tjit adalah sosok pemilik warung yang murah hati terhadap warga pribumi Jakarta.
Namun sayang, jalan Warung Buncit kini tinggal kenangan. Nama jalan yang terletak di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan itu kini sudah diganti menjadi Jalan Hj. Tutty Alawiyah. Mengacu pada keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 565 Tahun 2022, yang perubahan nama tersebut dilakukan guna menghormati para tokoh Betawi yang telah banyak berjasa bagi Jakarta maupun Indonesia.
Pergantian nama jalan ini sebenarnya sempat menimbulkan penolakan di kalangan sejarawan dan masyarakat Betawi sendiri. Mengingat kisahnya, berkat sifat kemurahan hati yang dimiliki oleh Tan Boen Tjit membuat sosoknya telah begitu dihargai, sehingga pantas diabadikan sebagai nama jalan.
Namun penolakan tersebut tampaknya tidak memberi pengaruh, sehingga nama jalan tersebut tetap diganti. Tercatat oleh Dukcapil Jakarta Selatan, ada 140 KK warga Duren Tiga yang membuat Kartu Keluarga baru terkait perubahan nama jalan tersebut. Warga Duren Tiga yang memiliki identitas beralamatkan Jalan Warung Buncit Raya akan diganti dengan nama Jalan Hj. Tutty Alawiyah.
Itulah kiranya sepenggal kisah seputar warung buncit yang dapat saya rangkum untuk teman-teman, para pembaca yang budiman di manapun berada. Semoga dapat menambah khazanah wawasan kita bersama dan selalu mengingat sejarah.