Dari yang masih bocil hingga yang sudah jadi kakek nenek, semua punya media sosial. Wah keren ya, mengikuti perkembangan zaman katanya. Dulu waktu bapak ibu masih remaja belum ada yang namanya media sosial, sekarang boleh dong ikutan eksis? Posting ini itu, posting sana sini.
Boleh Pak, Bu, tapi hati-hati ya. Niat hati memang hanya ingin berbagi momen kebahagiaan, tapi belum tentu semua orang yang melihat postingan kita ikut bahagia melihat kebahagiaan kita. Bahkan tak jarang akan tumbuh rasa iri hati dan dengki dalam hati mereka.
Memang tak dapat dipungkiri keberadaan media sosial memiliki segudang manfaat. Di medsos bisa ngapain aja lho, katanya. Mau sambung silaturahmi dengan kawan lama, menambah teman baru, mencari jodoh, berbisnis dan lain sebagainya hingga posting-posting hal yang sebetulnya tidak penting untuk diketahui banyak orang. Nah, kebablasan kan?
Keranjingan media sosial sampai lupa batasan. Alhasil warganet pun juga tidak sadar, sudah gibah berjamaah. Jari-jarinya makin terbiasa merangkai kata untuk menghakimi dan menghujat. Wong ladang gibah bertebaran di mana-mana.
Inilah zaman di mana semua penduduk bumi dapat dengan mudahnya menjadi viral. Mau viral karena diviralkan orang lain atau mau viral dengan sendirinya, tinggal pilih saja.
Hingga hari ini entah sudah berapa banyak postingan bertajuk perselingkuhan yang saya baca di media sosial. Kasusnya beda-beda, aktornya pun beda-beda. Dan hebatnya, sebuah AIB rumah tangga ini diumbar sendiri, diposting sendiri oleh si istri yang menjadi korban.
Maaf, tapi apakah Anda sudah se-lelah itu mencurahkan isi hati dan tangis Anda kepada Yang Maha Kuasa? Apakah Anda tak mendapat jawaban jika hanya curhat kepada Sang Pencipta? Hingga akhirnya menjadikan media sosial sebagai ajang curhat. Mencari pembelaan masyarakat kah? Halo, ini lho gue yang dizolimi.
Entah apa tujuan seseorang saat memposting kalimat tentang kondisi rumah tangganya yang sedang tidak baik-baik saja. Mau memberi efek jera dan mempermalukan si pelaku mungkin. Dalam hal ini suami yang berselingkuh dan juga selingkuhannya tentu.
Entah sebesar apa rasa puas yang didapatnya setelah mengumbar aib rumah tangganya kepada dunia. Betapa SAKTI media sosial yang mampu menyatukan orang-orang yang tak saling kenal, bersatu padu menghujat orang lain yang juga tidak pernah mereka kenal sebelumnya. Berkomentar menggebu-gebu seolah sangat mengenal seluk beluk orang tersebut. Saya yang baca, jadi ketawa. Lucu sebenarnya, ini orang apa sih... kenal juga kagak, komennya sampe gitu banget.
Semoga kita semua dijauhkan dari golongan orang-orang yang lebih percaya curhat ke media sosial ketimbang curhat kepada Sang Khalik. Agar kita dapat lebih bijak lagi menggunakan sarana media sosial. Kalau curhat dalam hal yang masih wajar dan sebatas sharing berbagi pengalaman ya sah-sah saja.