Sterilisasi kucing merupakan tindakan menghilangkan alat kelamin untuk meniadakan kesanggupannya dalam berkembang biak. Sterilisasi kucing dilakukan agar tidak terjadi over populasi. Saat ini hewan-hewan peliharaan domestik seperti kucing dan anjing banyak terlantar di pemukiman warga hingga tempat umum. Permasalahan yang terjadi akibat over populasi akan berpengaruh pada lingkungan dan kesehatan hewan itu sendiri, sehingga mereka tidak mendapatkan kesejahteraannya tersendiri atau disebut Animal Welfare. Hal ini dapat disebut bahwa sterilisasi kucing bisa memberi manfaat untuk kesehatan dan kesejahteraan peliharaan.
Selain membawa manfaat, sterilisasi kucing disebut bisa memberi efek samping. Benarkah demikian? Apa saja efek samping yang bisa terjadi setelah sterilisasi kucing? Simak jawabannya di bawah ini.
Sterilisasi dianggap membahayakan dan menyakiti kucing sebagai objek percobaan. Hal ini karena sterilisasi dilakukan dengan menghilangkan fungsi reproduksi dari seekor kucing, yang membuat kucing menjadi tidak dapat berkembang biak sebagaimana mestinya. Meskipun terdapat efek samping seperti mengurangi sensitivitas dan tingkat agresivitas lawan jenis. Perlu diketahui, tujuan sterilisasi kucing adalah untuk mengontrol jumlah populasi, mengurangi perkelahian, pencegahan kucing dari gangguan kesehatan. Adapun manfaat dari sterilisasi kucing, yaitu :
- Â Mencegah dari gangguan kesehatan seperti kanker payudara, kanker serviks, kanker ovarium, infeksi saluran kecing, infeksi Rahim dan tumor perianal
- Menghilangkan kecemasan dan rasa gelisah ketika menstruasi
- Menghilangkan risiko kehamilan apabila memelihara banyak kucing di rumah
- Mengurangi resiko kematian
Dengan melakukan sterilisasi, akan membantu mensejahterakan kucing dengan bebas dari rasa takut, stress, dan terpenuhinya nutrisi karena tidak harus berbagi makanan dengan anaknya.
Lalu, kapan harus melakukan sterilisasi kucing?
Sterilisasi pada kucing dapat dilakukan setelah kucing menginjak usia 8 minggu, namun untuk idealnya dilakukan antara usia 16 hingga 20 minggu dan jika telah melakukan vaksinasi diharapkan ada jarak waktu 1 bulan sebelum melakukan steril. Karena sterilisasi merupakan prosedur bedah medis, kucing yang akan disteril harus dalam kondisi fit dan tidak sedang hamil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H