Mohon tunggu...
Novia Nurlaeli
Novia Nurlaeli Mohon Tunggu... -

Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Humaniora UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Talkshow Film 99 Cahaya di Langit Eropa

8 Desember 2013   20:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:10 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13865075721407803240

Ada yang menarik dan sangat ditunggu seluruh peserta seminar Peluang Beasiswa ke Eropa dan Talkshow Film 99 Cahaya di Langit Eropa, apalagi kalau bukan kedatangan Fatin Shidqia Lubis, yang merupakan pemain film sekaligus penyanyi salah satu saountrack Film 99 Cahaya di Langit Eropa, di tengah-tengah mereka. Acara yang dimulai pukul satu siang itu mendatangkan tanda tanya besar kepada seluruh peserta seminar apakah Fatin yang mereka idolakan akan muncul atau tidak.

Bertempat di gedung Multy Porpuse Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta, setelah melewati sesi satu akhirnya Fatin muncul dari sisi kanan panggung. Dan antusiasme para fatinistik yang sedari tadi menunggu tak dapat dibendung lagi. Banyak peserta yang memenuhi bagian depan panggung demi mendapat foto Fatin dalam jarak yang dekat. Panitia sampai kesulitan mengondisikan para penonton yang begitu bersemangat mendekati Fatin.

Sesaat selanjutnya penulis dari Novel 99 Cahaya di Langit Eropa Mba Hanum Salsabila Rais dan suaminya Mas Rangga Al Mahendra hadir, masih dalam kondisi yang sulit dikondisikan. Baru beberapa menit kemudian peserta seminar mau kembali ke tempat duduk masing-masing.

Pertanyaan pertama diluncurkan untuk Fatin, yakni mengenai pendapatnya terhadap kota Yogyakarta. Gadis berusia 17 tahun itu menuturkan jika Jogja adalah salah satu kota faforitnya. Ini adalah kedua kalinya Fatin mengunjungi Jogja setelah dulu saat kecil dia pernah jalan-jalan di Jogja. Baru beberapa patah kata yang keluar dari mulut pemenang X-Factor itu sudah sanggup menyihir seluruh peserta seminar yang hadir. Celetukan-celetukan muncul dari sana-sini menilai sosok yang ingin mereka lihat secara langsung itu. Ada yang mengatakan Fatin terlihat lebih cantik daripada saat menontonya di televisi. Ada yang mengatakan dia sangat imut dan lucu sekali dan masih banyak lagi.

Fatin sering kali dikatakan sebagai orang yang pemalu, dan terbukti dia terlihat malu sekali dengan semua perhatian yang tertuju padanya di ruang seminar itu. Yang sangat menarik adalah dia sempat menutup malu mukanya saat mendapati dirinya disorot dan terlihat di layar besar. Kontan gerak-geriknya mengundang tawa geli dari seluruh penggemarnya, dia dengan polos khas remaja sungguh memuaskan keinginan seluruh fatinistik yang hadir untuk melihat dan mengenal lebih dekat sosok Fatin.

Sementara Mba Hanung dan mas Rangga terlihat juga larut dalam suasana riang itu. Mas Rangga dan Mba Hanung menjawab pertanyaan pertanyaan mengenai film ini. Diceritakan bahwa film ini menayangakan adegan pengumandangan Adzan dari menara Eifel, dan ini merupakan yang pertama dan satu satunya di Indonesia. Tujuan pembuatan novel 99 Cahaya di Langit Eropa ini adalah dituturkan oleh Mas Rangga merupakan misi kedua pasangan suami istri itu untuk menjadi agen muslim yang baik. Berbicara lantang dengan karya serta menebar kebaikan dimana saja.

Mengenai pembuatan film dari novel ini sendiri sebenaranya bukan sebuah tujauan utama. “Hanya sebagai bonus”, ungkap Mba Hanung. Pada awalnya Mba Hanung ragu untuk memfilemkanya, tapi setelah ditanyakan kepada ayahnya, Bapak Amin Rais, dan beliau mengatakan asal semua dikembalikan kepada niatnya yakni untuk berdakwah dan syiar, maka pembuatan film ini bukanlah sesuatu yang patut di cegah. Yang diproduseri oleh Ody Mulya Hidayat, banyak produser yang memberikan penawaran untuk membuat film ini, akhirnya di berikanlah ketentuan dan yang menyanggupinya adalah Ody Mulya Hidayat. Persyaratanya sendiri diantaranya tujuan utama pembuatan film adalah untuk syiar, kemudian harus empat kota sesuai dengan yang ada di novel, artis yang memainkan peran harus bercitra baik.

Kesan untuk para pemain dari Mas Rangga begitu baik, walaupun mereka artis paapn atas tapi mereka mau bekerja keras untuk kesusksesan film ini. Selama syuting untuk masalah perizinan yang ternyata begitu rumit dibantu oleh ADITV. Penduduk di Eropa tempat mereka melakuakn syuting juga begitu ramah, mereka mendapatkan kemudahan bahkan saat mereka harus mengumpulkan seratus orang untuk adegan Sholat Jumat.

Film ini menceritakan kehidupan suami istri yang muslim di Eropa sana, dimana umat Islam merupakan kaum minoritas. Film ini telah disaskikan oleh Presiden Indonesia dan Kedubes dari Eropa, dan mereka menyukainya.

Kemudian acara ditutup dengan pemutaran trailer film ini yang mengundang tepuk tangan seluruh peserta seminar dan juga Fatinpun menyanyikan sontek film ini dengan merdu dan menggetarkan hati Fatinistik yang hadir. Film ini sangat layak ditonton dan sudah bisa kita nikmati mulai tanggal 5 Desember 2013 di bioskop, pesan dari Mba Hanum ajaklah seluruh keluarga, teman, dan saudara untuk menontonya. Hal ini dipastikan agar dakwah mereka menggunakan film ini dapat terlaksana dengan sebaik baiknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun