Menghidupkan malam adalah jalan yang kubuat untuk berjuang. Â Dulu malam-malamku selalu sepi dan mati. Oh Tidak, Â sebenarnya ramai, Â namun kosong tak brarti. Â Kini aku benar sadar, kan kubuat sesuatu yang berarti. Â Sepi tapi berarti, Â mati tapi hidup.Â
Dikala manusia-manusia telah menyapa mimpi dalam tidurnya. Berbalut selimut sutra nan halus dan menghangatkan. Â Aku disini hanya mampu tersimpu, tak ingin ikut merasakannya. Â
Ada alasan, ya... Â Ada.. Â Sesuatu yang membuatku tak ingin seperti mereka. Â
Setiap malam, Â diri ini takut bermimpi. Maka kupilih menghidupkan malam untuk bercerita, Â karena malamlah tempatku menulis semua pikiranku, Â semua rasaku dalam cerita.Â
Entah, Â mengapa. Â Malam tak pernah inginn cepat pergi ketika aku bercerita. Â Selalu saja malam membuatku nyaman untuk meluangkan waktu merekam tiap alur ceritaku, selalu saja dia menjadi saksi bisu akan cerita-ceritaku yang tak mungkin aku ceritakan dilain waktu dan kepada selain-Nya. Â
Kini kupilih malam tuk kuhidupkan d3ngan cerita, Â cita dan harapanku. Â Karena aku tahu, batas diriku. Â Aku tahu betapa lemahnya diriku, Â dan betapa tidak berdayanya aku, Â tanpa cerita itu. Â Mungkin tak akan ada kata, Â Alhamdulillah harapan itu terwujud. Â Mungkin tak kan adaair mata yang menetes mengemis ikhlas pada diri sendiri. Â Oh betapa fakirnya diri ini,Â
Kucari secarik kertas kehidupan yang kosonh lagi, Â kubuka lembarnya. Â Dan kutuliskan dengan penghidupan malam penuh kepasrahan pada Allah Sang Maha Segalanya.Â