Mohon tunggu...
Novian Pranata
Novian Pranata Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Psikolog

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memahami Survei Elektabilitas

28 November 2023   20:08 Diperbarui: 28 November 2023   20:08 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menyimak hasil survei saat ini yang disampaikan lembaga-lembaga survei yang menyatakan Pasangan Prabowo Gibran masih memimpin tingkat elektabilitas diikuti oleh pasangan Gama dan Amin, dapat diterima dengan akal sehat. Pengambilan sampel dan sampling (yang biasanya 1.200 responden) 'mungkin saja' tepat sasaran namun belum menyentuh pemilih yang tidak memilih partai politik peserta Pemilu 2019 yang diuraikan di atas.

Dari uraian data di atas, saya memperkirakan dan menyimpulkan bahwa hasil survei yang disampaikan oleh berbagai Lembaga Survei saat ini merupakan olah data suara Pilpres 2019. Dalam pengolahannya, dugaan saya hanya mempermainkan margin error dan level of signifikan (los) saja. Bahkan saya menduga cuma menggunakan pendekatan plus minus saja. Hasil ini terlihat dari paparan Lembaga Survei yang menyampaikan Prabowo Gibran ada di angka 40-an %, Gama ada di angka 27 atau 29-an % dan Amin ada di angka 26 atau 28-an %.

Penggunaan data hasil Pemilu dan Pilpres 2019 ini mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, saya menyakini dikotomi 'Cebong vs Kampret' sangat mempengaruhi pemilih 2019 dalam menentukan pilihannya. Jelas sekali dukungan itu mengarah ke Partai Pendukung masing-masing pasangan Pilpres 2019. PDIP, Gerindra dan PKB meraup untung dan suara besar akibat dikotomi ini. "Apakah dikotomi ini akan tetap terjadi sehingga perilaku pemilih di Pilpres 2024 sama seperti Pilpres 2019?"

Kedua, saya meyakini dukungan fanatik masyarakat Islam masih sangat tinggi. Kondisi ini perlu dipahami oleh semua pasangan Capres/Cawapres. Pernyataan bahwa masyarakat Islam cenderung sulit, tertutup bahkan tidak mau 'menyatakan' persepsinya secara jujur dan terbuka, menjadi tantangan Lembaga Survei.

Hasil survei saat ini dimaknai sebagai cara Lembaga-Lembaga Survei untuk meningkatkan elektabilitas masing-masing pasangan Capres/Cawapres. Hasil ini dapat dimanfaatkan oleh semua pasangan Capres/Cawapres. Hasil survei elektabilitas ini merupakan masukan 'gratis' bagi semua pasangan Capres/Cawapres apalagi yang tidak dan tidak mampu 'menyewa' Lembaga Survei. Pasangan Capres/Cawapres yang memperoleh survei elektabilitas tinggi jangan lengah dan terus mempertahankannya, pasangan Capres/Cawapres yang mendapat survei elektabilitas rendah harus meningkatkan upaya kerasnya. Sejatinya lembaga survei ini menyatakan diri afiliasinya kepada salah satu Capres/Cawapres sehingga jujur dan transparan menjadi nilai-nilai etis untuk demokrasi.

Banyaknya banner dan spanduk yang besar dan masif di kota-kota dan pelosok desa merupakan pengejawantahan dari hasil survei. Saya memprediksi semakin banyak banner dan spanduk yang dipasang dan disebar menunjukkan tingkat elektabilitasnya masih rendah di daerah tersebut. Ini juga menunjukkan modal yang sangat besar yang dimiliki pasangan Capres/Cawapres.

Saya masih menerka-nerka selisih suara pada Pemilu 2019 sebanyak 14.286.341 suara ditambah jumlah pemilih baru sebanyak 46.794.716 suara (61.081.057 suara) dan juga 3.754.905 suara tidak sah pada Pilpres 2019 lalu akan mengarahkan pilihannya kemana pada Pilpres 2024 nantu? Kalau secara statistik, tetap terbagi 3 secara merata maka hasil survei pada 14 Februari 2024 pukul 17.00 setelah terkumpul minimal 80 % hasil di TPS, merupakan hasil yang akurat. Mari kita tunggu bersama.

Selasa sore, 28 November 2023
Novian Pranata, psikolog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun