Menurut Sadono Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.. Sesuai dengan Ssutainable Development Goals ke-8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, tingginya angka pengangguran merupakan salah satu indikator belum tercapainya kesejahteraan sosial. Begitu banyaknya penduduk namun kurangnya lapangan pekerjaan yang menampung adalah salah satu penyebab utamanya. Ardiyansyah, Zuhroh, dan Abdullah (2018) mengemukakan bahwa industri yang melakukan kegiatan ekonomi yaitu memproduksi barang maupun jasa akan memerlukan tenaga kerja, semakin banyak jumlah unit usahanya maka akan memerlukan tenaga kerja yang banyak.
Namun, jika dianalisis lebih dekat, hal tersebut bukan satu-satunya penyebab besarnya angka pegangguran di Indonesia. Sebenarnya, pekerjaan bukan hanya diperoleh dari menjadi pegawai di perusahaan tertentu. Kesempatan masih terbuka lebar untuk bekerja sesuai kemampuan masing-masing.
Indonesia adalah salah satu negara dengan kepadatan penduduk terbesar di dunia, saat ini menduudki posisi ke-4 setelah China, India, dan Amerika Serikat. Kepadatan tersebut dipengaruhi oleh tingginya angka kelahiran karena tertanamnya mindset bahwa anak merupakan sumber rejeki. Namun sayangnya, tumbuhnya jumlah penduduk tidak disertai dengan peningkatan kualitas pendidikan, yang menyebabkan kualitas sumber daya manusia Indonesia masih tergolong rendah. Kebanyakan masyarakat usia kerja, baik lulusan sekolah menengah hingga sarjana, masih memiliki kemampuan standar. Hampir semua memiliki kualitas yang sama, sehingga tidak ada kelebihan yang bisa dicari oleh perusahaan.
Rendahnya semangat masyarakat juga salah satu factor terbesarnya. Patut disayangkan, mental orang Indonesia masih cenderung mudah menyerah dan malas berkembang. Masyarakat hanya ingin mencapai standar normal kemampuan, tidak ingin berjuang untuk menjadi lebih. Bukan hanya karena mindset, namun masih rendahnya kemampuan ekonomi turut mempengaruhi. Tidak banyak orang yang berkesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Mencoba kesempatan-kesempatan baru tidaklah gratis. Begitu banyak keluarga yang hanya sanggup menyambung hidup dengan membeli makanan.
Selain itu, masih kurangnya penyebaran informasi juga menjadi salah satunya. Sebenarnya, masih banyak lapangan pekerjaan yang belum terisi. Namun informasi tersebut belum menjangkau ke orang-orang pengangguran yang sedang mencari pengangguran. Terutama dari kelas menengah ke bawah yang kurang mempunyai akses terhadap informasi online. Tingginya ekspektasi gaji para lulusan sarjana juga salah satu factor terbesar. Terkadang, lulusan univeritas terkenal memiliki rasa gengsi yang tinggi dan merasa mereka pantas langsung mendapat gaji yang besar. Padahal, pengalaman merupakan sesuatu yang lebih penting. Jumlah kelulusan sarjana mencapai 1,4 juta setiap tahun, sehingga perlu ada keunggulan pribadi yang akan menarik minat perusahaan.
Padahal, suatu pekerjaan tidak hanya bisa diperoleh dari melamar ke suatu perusahaan. Berwirausaha, freelance, atau bekerja ke luar negeri juga merupakan pilihan lain. Selama masyarakat Indonesia berusaha keras, baik meningkatkan kualitas diri maupun mengksplorasi kesempatan yang ada, pengangguran di Indonesia akan menurun. Terutama jika masyarakat semakin banyak yang menjadi wirausaha dan bersedia merekrut orang-orang yang masih menganggur. Masih banyak kesempatan bekerja yang belum terpikirkan oleh orang awam, terutama dalam hal jasa dan freelancing. Menghasilkan uang tidak hanya bisa dilakukan dengan menjadi pegawai perusahaan, sehingga tidak perlu menunggu dan melamar ke berbagai lowongan pekerjaan saja. Masyarakat harus dapat membuka peluang bekerja untuk dirinya sendiri, maupun orang lain. Dengan begitu, SDGs ke-8 suatu hari nanti akan tercapai, dengan porsi pekerjaan sesuai kemampuan masing-masing.
(Topik : Meningkatnya Angka Pengangguran yang disebabkan oleh Minimnya Lapangan Pekerjaan di Era Bonus Demografi (SDG 8), Kontra)
#Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat #AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR #BaktiKamiAbadiUntukNegeri #Ksatria15_Garuda22 #ResonansiKsatriaAirlangga #ManifestasiSpasial #GuratanTintaMenggerakkanBangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H