Malang-Kenakalan remaja menjadi isu serius yang melanggar norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Fenomena ini sering kali dipicu oleh pengaruh teman sebaya serta kurangnya perhatian dari orang tua.Â
Dalam upaya memahami lebih dalam mengenai permasalahan ini, sebuah penelitian dilakukan untuk meninjau pengetahuan peserta didik dan pengaruh teman sebaya terhadap kenakalan remaja. Hasil penelitian menunjukkan dua hipotesis yang diterima, yaitu adanya hubungan antara kompetensi character-building dengan perilaku kenakalan remaja.Â
Namun, menariknya, pengaruh teman sebaya tidak menunjukkan hubungan positif dan signifikan terhadap perilaku kenakalan tersebut. Pengujian tidak langsung juga mengungkapkan bahwa peer delinquency gagal memberikan mediasi pada hubungan antara kompetensi character-building dan perilaku kenakalan.Â
Melalui wawancara, terungkap bahwa sekolah telah merancang program-program khusus untuk mengatasi kenakalan remaja. Program ini tidak hanya melibatkan pihak internal sekolah, tetapi juga berkolaborasi dengan lembaga eksternal seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), bhabinkamtibmas, serta alumni yang telah mencapai kesuksesan.Â
Selain itu, sekolah juga mengadakan penyuluhan mengenai parenting yang melibatkan orang tua sebagai partisipan. Pendekatan yang diambil oleh sekolah menunjukkan upaya holistik dan kolaboratif dalam menangani masalah kenakalan remaja.Â
Namun, tantangan tetap ada, terutama pengaruh kuat dari teman sebaya dan kurangnya komitmen individu yang dapat mengurangi efektivitas program-program yang telah disusun. Dengan demikian, penting bagi semua pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan masyarakat, untuk bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif bagi remaja, agar kenakalan dapat diminimalisir dan generasi mendatang dapat tumbuh dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H