Oleh: Tita Noviana Tiarni Junaedi
Indonesia merupakan negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki potensi ekonomi maritim dan agrikultural yang perlu dikembangkan oleh generasi sekarang dan mendatang demi kemajuan bangsa. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau yang tersebar di sekitar garis khatulistiwa, Indonesia memiliki luas wilayah mencapai sekitar 8 juta kilometer persegi, dengan wilayah perairan yang mencakup sekitar dua pertiga dari total wilayah Indonesia (Gunanto, 2001). Laut Indonesia menyimpan kekayaan sumber daya alam seperti ikan, mineral, serta peluang besar di sektor transportasi laut dan pariwisata bahari. Sayangnya, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal akibat berbagai tantangan seperti infrastruktur yang belum memadai, regulasi yang belum konsisten, serta minimnya pemanfaatan teknologi modern.
Sementara itu, Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Sektor pertanian juga menjadi sektor utama mata pencaharian masyarakat Indonesia (Sri, 2017 dalam Anggreani, M. Dkk, 2023). Didukung oleh luas wilayah dan tanah yang subur, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam pertanian sejak zaman kolonial Belanda, di mana sektor pertanian dan perkebunan menjadi penyumbang utama perekonomian (Sardiman A. M. Dkk, 2018). Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki berbagai komoditas unggulan seperti padi, kopi, kelapa sawit, karet, dan kakao yang menjadi sumber penghasilan jutaan petani.
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan maritim dan agrikultur yang melimpah, memiliki potensi besar untuk mengembangkan kedua sektor ini. Sektor maritim dan agrikultur tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi nasional tetapi juga bagian penting dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Sayangnya, dua sektor ini sering kali diabaikan oleh generasi muda yang lebih tertarik pada pekerjaan di sektor lain seperti teknologi atau jasa. Padahal, generasi muda memiliki peran penting dalam pengembangan ekonomi maritim dan agrikultur melalui inovasi, teknologi, dan kreativitas mereka.
Generasi muda, dengan kemampuan adaptasi terhadap teknologi dan semangat inovasi, dapat memperkuat ekonomi maritim dan agrikultur Indonesia. Dalam sektor maritim, misalnya, mereka dapat mengembangkan aplikasi atau sistem informasi untuk memperlancar logistik dan manajemen perikanan. Teknologi seperti drone bisa digunakan untuk memantau wilayah laut, dan kecerdasan buatan (AI) dapat membantu memprediksi cuaca serta kondisi laut. Di bidang pertanian, teknologi seperti Internet of Things (IoT), analisis big data, dan metode pertanian presisi dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil dan efisiensi produksi.
Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor perikanan, dengan produksi ikan mencapai 6,83 juta ton pada tahun 2020. Sementara itu, sektor agrikultur juga menunjukkan kontribusi signifikan terhadap PDB nasional sebesar 13,7% pada tahun 2021. Dalam konteks ini, semangat kewirausahaan generasi muda sangat berperan, karena mereka bisa membangun startup atau usaha yang berfokus pada pengembangan produk inovatif di bidang maritim dan agrikultur. Pengembangan produk olahan hasil laut bernilai tambah tinggi atau produk pertanian organik yang ramah lingkungan adalah contoh inovasi yang bisa dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan domestik serta memiliki potensi bersaing di pasar global.
Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki kekayaan laut yang tidak hanya penting untuk perikanan, tetapi juga sebagai sumber energi, transportasi, dan pariwisata. Namun, pengelolaan yang efektif sangat bergantung pada peran generasi muda dalam mengadopsi dan mengembangkan teknologi baru. Peran mereka dalam membawa inovasi di sektor maritim dapat memperbaiki banyak permasalahan, seperti minimnya fasilitas perikanan yang efisien dan keterbatasan alat transportasi laut yang andal.
Selain itu, sektor agrikultur juga sangat bergantung pada generasi muda untuk beradaptasi dengan metode pertanian modern yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan adanya tantangan perubahan iklim, generasi muda perlu menerapkan metode pertanian berkelanjutan seperti agroforestri, pertanian vertikal, atau pertanian organik. Hal ini tidak hanya penting untuk menjaga kelestarian alam tetapi juga untuk memastikan ketahanan pangan bagi generasi berikutnya.
Pengembangan kewirausahaan di bidang agrikultur juga menjadi salah satu kunci penting dalam memperkuat ekonomi pedesaan. Dengan menciptakan peluang usaha yang berfokus pada produk olahan atau inovasi di bidang pertanian, generasi muda dapat memberikan nilai tambah pada komoditas lokal yang selama ini mungkin hanya dijual dalam bentuk mentah. Produk-produk seperti makanan organik, atau kerajinan dari hasil tani dapat memiliki daya tarik di pasar global, terutama dengan meningkatnya tren hidup sehat dan berkelanjutan di kalangan masyarakat internasional.
Kolaborasi antara sektor publik dan swasta menjadi faktor penting dalam mendukung upaya generasi muda ini. Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang proaktif dan insentif yang menarik bagi anak muda untuk berkontribusi dalam dua sektor ini. Di sisi lain, sektor swasta dapat berperan melalui investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan teknologi. Sebagai contoh, start-up di bidang agrikultur dan perikanan bisa didukung dengan dana ventura atau kemitraan untuk mempercepat inovasi. Dengan peningkatan minat generasi muda dalam teknologi dan digitalisasi, pengembangan sektor maritim dan agrikultur di Indonesia memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi kompetitif di pasar global.