Mohon tunggu...
Noviana Secaria Ramadani
Noviana Secaria Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lebih Mementingkan Nilai daripada Kejujuran Menjadi Salah Satu Permasalahan Pendidikan di Indonesia

26 Oktober 2022   23:23 Diperbarui: 27 Oktober 2022   18:37 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan salah satu usaha pokok untuk memberikan nilai-nilai kebatinan yang ada dalam hidup rakyat yang berkebudayaan kepada tiap-tiap turunan baru (penyerahan kultur), tidak hanya berupa "pemeliharaan" akan tetapi juga dengan maksud "memajukan" serta "memperkembangkan" kebudayaan, menuju ke arah keseluruhan hidup kemanusiaan (Dewantara,2011). Pendidikan merupakan hal yang sangat penting disetiap negara. Pendidikan sendiri menjadi salah satu faktor majunya atau tidaknya sebuah negara. Karena sumber daya manusiannya juga dapat dilihat dari berpendidikan atau tidaknya. Setiap negara memiliki caranya masing-masing untuk meningkatkan mutu pendidikannya. 

Namun, tidak di.pungkiri masih ada permasalahn dalam pendidikan. Salah satunya di Indonesia, Indonesia masih banyak permasalahan-permaslahan tentang pendidikan yang belum teratasi ataupun yang sedang diatasi oleh pemerintah.Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pendidikan di Indonesia yaitu lebih mementingkan sebuah nilai daripada kejujuran. Timbulnya permasalahan lebih mementingkan nilai daripada kejujuran adalah akibat dari tuntutan seorang siswa untuk dapat menguasai seluruh pelajaran. Tidak sedikit orang tua yang menuntut anak-anaknya untuk memiliki nilai yang bagus dibidang akademik. Tidak hanya itu kadang juga ada beberapa guru yang lebih memperhatikan siswa yang memiliki nilai bagus. Dan kurang memperhatikan siswa yang lainnya. Selain karena tuntutan orang tua dan guru kadang siswa juga beranggapan bahwa nilai lebih penting dari segalanya. Karena itu para siswa menjadi melakukan segala hal untuk mendapatkan nilai yang bagus. Bahkan siswa akan melakukan sebuah kebohongan dan kecurangan, contohnya siswa menyontek ketika melakukan ujian. Tentu saja masalah tersebut akan berpengaruh buruk untuk siswa kedepannya. Siswa menjadi cenderung tidak memiliki sifat jujur dan kepercayaan diri yang kurang.

Karena beberapa orang tua kadang hanya terfokus pada pencapain akademik saja daripada pencapaian non akademiknya. Apalagi ketika pandemi, pembelajaran dilakukan secara online. Pada saat itu, hanya terfokus pada pembelajaran akademik saja. Guru tidak dapat memantau siswa secara langsung. Banyak orang juga masih beranggapan bahwa memiliki atau mendapat nilai tinggi adalah orang yang hebat. Tetapi mendapatkan nilai yang tinggi karena melakukan kecurangan sebenarnya sangat percuma. Permasalahan tersebut juga membuktikan bahwa siswa kurang atau tidak memahami materi yang diberikan guru. Hal ini juga bisa saja merugikan negara, karena negara akan kekurangan orang yang memiliki sifat jujur.

Solusi Mencegah Siswa Menyontek
1. Memberi semangat dan memotivasi belajar pada anak
2. Apresiasi usaha anak
3. Jangan hanya terfokus pada hasilnya saja, tapi juga fokus pada usaha atau prosesnya
4. Jangan membandingkan pencapaian anak dengan pencapaian orang lain
5. Menanamkan pada diri siswa bahwa menyontek tidak menyelesaikan masalah

Referensi 

https://media.neliti.com/media/publications/85340-ID-filsafat-pendidikan-ki-hadjar-dewantara.pdf


http://news.upmk.ac.id/home/post/tidak.hanya.akademik.non.akademik.pun.harus.dikembangkan.html


https://bpkpenabur.or.id/news/blog/jangan-dibiarkan-ini-5-cara-mencegah-kebiasaan-menyontek-pada-anak?page=180


https://www.rijal09.com/2016/12/6-cara-mengatasi-kebiasaan-mencontek-pada-siswa.html?m=1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun