Mohon tunggu...
Novian Andri
Novian Andri Mohon Tunggu...

aksi kuat, ibadah taat, prestasi hebat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mati di 2014!

11 Februari 2014   06:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh : N.A. Sukartono

Pekerja lepas di sebuah dapur umum di Kota Raja Tenggarong Kutai Kartanegara - Kaltim.

Penghujung tahun 2013, banyak dilalui oleh beberapa peristiwa-peristiwa yang akan selalu diingat oleh sebagian dari rakyat Indonesia.Peristiwa demi peristiwa yang terjadi akan menjadi semacam suplemen hidup, suplemen untuk meningkatkan dinamisasi hidupnya. Entah dinamis ke atas dengan jaya atau dinamis turun dengan isak tangis dan pastinya rasa lapar dan berujung MATI. Dan peristiwa seperti ini akan terulang lagi ditahun ini. 2014.

Peristiwa yang masih belum jelas itu sebenarnya sudah jelas, bahkan sangat jelas. Dan beririsan dengan semua rakyat dalam republikku. Republik ku sering disebut Republik Indonesia, tapi aku lebih gandrung menyebutnya Republik Sulap. Pemimpin bangsanya banyak yang jadi tukang sulap.

Peristiwa itu adalah MATI. Mati, lagi-lagi mati. Bahkan banyak umat di republik ini sangat takut itu, namun ironinya adalah sebagian besar dari penakut-penakut itu sangat mencintai hal yang sifatnya jangka pendek dan singkat. Dunia.

Kembali kepada MATI. Mati itu ya mati, setelah hidup lalu mati. Setelah tidur tidak bangun dan mampu membuka mata lagi, itu juga MATI. Semoga mata hatinya yang terbuka dan selalu terbuka. Mati yang saya maksud banyak jenis nya, karena kata MATI sangat banyak dinegeriku ini.

Ada namanya mati suri, ada mati busi, ada mati lampu, ada mati hati, dan satu lagi. MATI ASLI.

MATI SURI. Atau mati tapi tidak jadi. Ini secara logika terjadi ketika nyawa yang terkandung selama beberapa tahun enggan untuk lepas dari ragawi. Secara Islami ini adalah merupakan mati penyiksaan pertama. Kenapa begitu?  Muhammad (manusia terbaik) sangat jelas mengatakan bahwa sakitnya sakaratul maut (proses menuju mati) sakitnya melebihi rasa sakit yang dihasilkan dari tusukan seribu pedang. Dan dinegeriku ini banyak yang begitu, mati lalu hidup lagi lalu mati lagi. Jadi ini secara logika adalah penyiksaan yang sistematis dari Pencipta Hidup akibat dari perbuatanya ketika diberi kesempatan sebelum mati, tentunya perbuatan yang sering membuat dongkol , membuat derita dan membuat sedih orang lain. Dan peristiwa mati suri ini semoga akan banyak terjadi di 2014, khusus untuk siapa? Jelas kepada garong-garong berdasi dan orang-orang yang sering menerobos lampu merah di siang hari.

MATI BUSI. Mati ini jelas mati dibagian busi atau pengapian di sistem dan mesin yang digerakkan motor dan memakai bahan bakar bensin sampai dengan pertamax plus. Mati busi ini terjadi bisa jadi karena tercelup dengan sengaja atau tidak sengaja ke dalam air. Mati busi akan semakin banyak terjadi di 2014. Jika danau dan sungai tidak segera di normalisasi. Dan semoga bagi yang sering dan hobi membuang sampahnya di sungai, danau dan selokan-selokan akan sering mengalami mati ini. MATI BUSI. Aamiin 2013x

MATI LAMPU. Mati ini adalah mati ketika lampu yang ditenagai oleh listrik tidak menyala. Dalam kondisi ini kegelapan akan datang. Jelas akan mengganggu belajarya si Budi yang sudah menyiapkan buku untuk sekolah esok pagi. Mati jenis ini bisa jadi akan benyak dialami oleh rakyat penduduk Republiku disini. Ini bisa diatasi agar 2014 tidak mati, dengan jalan energi untuk negeri. Batubara dan saudara-saudaranya harus diproritaskan untuk dikonsumsi sendiri, bukan dibagi-bagi ke negeri lain. Terus yang tidak dapat bagian disini hanya akan menunggu Mati. Mati Lampu (lagi dan lagi).

MATI HATI. Hatinya mati. Jadi hitam dan membatu. Mati jenis ini akan semakin banyak ketika KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) tidak tegas dan berani menutup atau menghapus beberapa acara di televisi yang konten acaranya 85% hanya kucek-kucek jemur-jemur atau goyang-goyang. Bagaimana tidak ada disebagian di  negeriku ini yang sedang mengungsi karena gunung meletus, ada TKW yang disiksa dan dikembalikan ke desanya dalam keadaan luka-luka, ada yang masih mengungsi karena banjir dan longsor belum berhenti. Mereka bersedih. Namun mereka yang akan mati justru asik bergoyang tanpa ingat apa itu dari makna kata Empati dan Simpati. Mati Hati harus dihindari.

MATI ASLI. Innalillahi wa innaillaihi rajiun. Mati ini adalah benar-benar mati. Tidak bisa hidup kembali. Dan akan dikubur tanpa teman dan menyendiri. Siapapun yang hari ini hidup pasti akan didatangi mati jenis ini. Mati jenis ini adalah mati yang memerlukan bekal. Bekalnya bukan semacam roti ataupun nasi dan es teh atau kopi hitam panas. Tapi bekal yang tidak kelihatan. Bekal amal kebaikan. Kebaikan kepada orang lain. Minimal selalu senyum, tidak menerobos lampu merah, membuang sampah ditempatnya, membantu mengingatkan ketika ada pengemudi motor yang lupa menaikkan standart sampingnya, mengormati guru-gurunya dan yang terkahir menjaga hati dan cintanya kepada siapapun.

Akhirnya, selamat berusaha untuk menjemput mati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun