Analisis konflik merupakan studi dan pemahaman tentang realitas konflik dari berbagai perspektif. Analisis konflik dapat dilaksanakan oleh pihak ketiga yang tidak terlibat dalam konflik, dan pihak yang terlibat dapat dijadikan sebagai narasumber untuk memecahhkan konflik. Analisis konflik pragmatis meliputi teknik pemetaan konflik, jenis dan tipe konflik, dinamika dan intervensi konflik.
Pemetaan KonflikÂ
Dalam analisis konflik, salah satu langkah yang penting untuk dilakukan yaitu pemetaan konflik. Menurut Simon Fisher, pemetaan konflik merupakan teknik yang digunakan untuk menggambarkan konflik secara grafis, menghubungkan pihak-pihak dengan masalah dan dengan pihak lainnya. Saat masyarakat memiliki perspepsi yang berbeda dalam memetakan situasi mereka secara bersama, mereka saling mempelajari pengalaman dan pandangan masing-masing. Pemetaan konflik memberi deskripsi pendahuluan mengenai berbagai sikap, perilaku, dan berkembang dalam dinamika konflik.
Adapun pemetaan konflik multidisipliner yang dikembangkan oleh Amr Abdalla, sosiolog dari United Nations-University for Peace adalah model SIPABIO. SIPABIO yaitu:
- Source (sumber konflik). Sumber konflik yang berbeda menyebabkan tipe konflik berbeda.
- Issues (isu-isu). Isu mengacu pada saling keterkaitan tujuan yang bertentangan di antara pihak bertikai. Isu tersebut diangkat oleh semua pihak yang bertikai dan pihak lain yang tidak teridentifikasi sebagai sumber konflik.
- Parties (pihak). Pihak-pihak dalam konflik adalah kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik, baik pihak utama yang terlibat langsung dalam kepentingan, pihak sekunder yang tidak terlibat secara langsung dalam kepentingan, maupun pihak tersier yang tidak terlibat dalam kepentingan konflik.
- Attitudes/feelings (sikap). Sikap merupakan perspepsi dan perasaan yang mempengaruhi pola perilaku konflik. Sikap dapat muncul dalam bentuk positif maupun negatif bagi konflik.
- Behavior (perilaku/tindakan). Tindakan merupakan aspek perilaku sosial pihak-pihak berkonflik yang muncul dalam bentuk tindakan koersif maupun tindakan non-koersif.
- Intervention (campur tangan pihak lain). Intervensi adalah tindakan sosial oleh pihak netral yang dimaksudkan untuk membantu menyelesaikan suatu hubungan yang disengketakan.
- Outcome (hasil akhir). Dampak dari berbagai tindakan pihak yang berkonflik dalam bentuk situasi.Â
Jenis dan Tipe Konflik
Konflik terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu konflik vertikal atau "konflik atas" dan konflik horizontal. Konflik vertikal terjadi antara elite (pusat pemerintahan, kelompok bisnis, aparat militer) dengan massa (rakyat). Sedangkan konflik horizontal terjadi antara massa dengan massa.
Adapun tipe konflik yaitu penggambaran persoalan sikap, perilaku, dan situai yang ada. Tipe konflik terdiri dari tanpa konflik, konflik laten, konflik terbuka, dan konflik di permukaan. Tanpa konflik menggambarkan situasi yang relatif stabil, hubungan antar kelompok dapat saling memuaskan dan damai. Tipe ini tidak berarti bahwa tidak ada konflik yang signifikan dalam masyarakat, tetapi ada beberapa kemungkinan dari situasi ini. Pertama, masyarakat mampu menciptakan struktur sosial yang mencegah terjadinya konflik kekerasan. Kedua, sifat budaya yang memungkinkan anggota masyarakat menjauhi permusuhan dan kekerasan.
Konflik laten adalah situasi di mana ada banyak masalah, sifatnya tersembunyi, dan perlu diangkat ke permukaan agar dapat ditangani. Kehidupan masyarakat yang tampak stabil dan harmonis bukan jaminan tidak ada permusuhan dan konflik dalam masyarakat.
Konflik terbuka adalah situasi di mana konflik sosial telah muncul yang mengakar dan sangat nyata, dan membutuhkan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan akibatnya. Dalam situasi konflik terbuka, semakin banyak pihak yang berkonflik muncul dan aspirasi berkembang pesat seperti epidemi.
Konflik di permukaan, memiliki akar dangkal atau tanpa akar yang hanya berakar dari kurangnya pemahaman tentang tujuan yang dapat diselesaikan melalui peningkatan komunikasi (dialog terbuka).
Dinamika dan Intervensi Konflik