Alhamdulillah.... sudah tua usia Negara Republik Indonesia kita. Republik yang dulunya jauh sebelum saya dilahirkan, diproklamirkan oleh Bapak Pahlawan tercinta yaitu Soekarno Hatta. Dahulu, beliau ini mengalami lika-liku yang luar biasa. Namun, setelah kepemimpinan Soeharto yang sangat keras selama 32 tahun yang beliau pimpin, Republik Indonesia tercinta memasuki masa Reformasi.
Masa Reformasi ? ? ?
Kurang lebih 17 tahun berjalan Republik ini dalam masa reformasi. Namun, kemajuan-kemajuan yang ada di dalam Indonesia sendiri masih belum tampak dengan jelas. Misalnya, kemajuan ekonomi bangsa. Sudah beberapa kali pula pergantian Presiden dan Wakilnya. Saat ini, kepemimpinan bangsa dipimpin oleh Presiden Joko Widodo “Salam Dua Jari” dan Wakil Presidennya Jusuf Kalla. Mereka berdua memenangi pilpres pada tahun 2014 lalu. Namun, kemajuan perekonomian bangsa masih macet, walau semua itu bukan seluruhnya kesalahan pemerintah. Eksternal dan global pun juga jadi pengaruhnya.
Jika adanya sebab pasti ada akibat. Sebab dari pengaruh-pengaruh tersebut, menjadi dampak akibat pada warga bangsa Indonesia sendiri. Warga resah dan memiliki berbagai harapan untuk disampaikan kepada para pemerintah dan para kabinet, teruntuk Bapak Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Warga menagih janji-janji manis dari Bapak Presiden waktu itu.
Kami warga yang mencintai kalian, yang mencintai bangsa kami yaitu bangsa Indonesia, tidak mengharap terlalu banyak. Kami warga Indonesia berharap dan selalu berdoa untuk bangsa sendiri, semoga rakyat-rakyatnya disini makmur, aman, dan sejahtera. Pendidikan kami untuk yang masih bersekolah bisa terjamin. Kami berharap, untuk perbaikan sistem di Indonesia, kami berharap merdekakan perekonomian rakyat, apalagi untuk sembako saat ini banyak yang naik, misalnya cabai. Para ibu-ibu rumah tangga mengeluh, resah untuk itu, memikirkan bahan pangan melonjak naik dari waktu ke waktu. Apa pemerintah juga memikirkan hal yang sama seperti kami ?
Untuk para Wakil Rakyat, jangan seolah-seolah ber-akting tuli, jangan seolah-olah ber-akting buta. Apa gunanya ? ataukah akting Anda itu mendapatkan bayaran yang banyak seperti para pemain film dilayar lebar ? Kasihan kami (rakyat) jelata. Sampaikan pesan kami kepada atasan-atasan Anda disana. Seiramalah dengan Bapak Presiden, jangan kau gerogoti sendiri. Agar bangsa ini terlihat gagah dan tidak kotor dari para kaum “Tikus Berdasi” ataupun kaum “Tikus Bermexi”. Basmi mereka. Karna ulah mereka, kami semakin resah. Terima kasih.
#SUARA MAHASISWI LUGU, NAMUN tidak dungu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H