Mohon tunggu...
Novia Aulia Agustin
Novia Aulia Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

life is learning from everything that makes you a complete human being.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berdamai Dengan Masa Lalu

25 Oktober 2023   07:46 Diperbarui: 25 Oktober 2023   07:58 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akhir - akhir ini entah mengapa bayangan Ega hadir kembali menghantui pikiran Mevylia.

Salah kah diri ini yang masin belum bisa sepenuhnya melupakan bayangannya dan menghapus semua kenangan indah bersamanya? (gumamnya dalam hati).
Seharusya meyylia bahagia karena telah mendapatkan sosok pengganti yang lebih bak dari dirinya, bukan hanya fahmi mamus meyylia banyak memiliki sahabat yang menyayanginya terutama (Endri, Sandy dan Wildan) mereka semua lah yang dapat membuat mevylia bangkit setelah untuk selamanya, belum lagi ditambah sensational den kalau lagi merasakan kebahagian.

Kamis kemarin, pada jam istirahat kedua disekolah, sehabis makan cokelat meyylia ingin membuang bangkusan cokelat tersebut namun tong sampah yang biasanya terletak didepan pintu kelas  nya kini di alihkan ke kelas sebelah, "oh my God" mengapa ada ega di kelas sebelalah ??? dan bahkan posisi dia berada di sebelah tong sampah ito. Dia menatap mata meyvlia dan memberi mevylia senyuman menawan sama halnya saat dalu mereka mash bersamanya, Sampai  meyylia tak kuasa mesahan sake karena mengingat masa disaat meyylia masan berada di sampingya. Tak lama Nyta mantan kekasih ega juga sehabis meyylia dalus datang menghampiri ega. menarik tangannya dengan lembut dan memanggilnya dengan manja.

"ko Ega, ko Ega, ko Ega" . mamun ega dengan sengaja menoleh kepada meyylia seolah puas membuat meyylia cemburu. air mata meyylia berhasil ia jatulkan kembali. selama jam pendalaman materi di mulal pikiran mevylia hanya tertuju  pada peristiwa tadi, rasanya meyyla ingin teriak sekeras noumgkin agar semua orang tahu bahwa hatinya kini sedang terluka.

Meyvlia berbasil mengendalian emosinya, hingga meyylia pulang ke rumah, diruman pun meyvlia langsung masuk ke dalam kamar dan menangis, "ya Tuhan, mengapa kau berikan aku cobaan yang begitu berat ??? kini apa yang harus ku perbuat ??? aku belum sangup melupakan ega namun aku sadar kini aga telah menjadi kekasih fahmi. ku tak ingin membuat fahmi tertuka. bantu aku untuk mencintai dia! please God. help me to passing all this problem. jangan biarkan ku melukai kati orang yang menyayangiku lagi. Semenjak meyylia kehilangan ega untuk selamanya, banyak luka yang meyylia goreskan di hati orang-orang yang menyayanginya terutama cowok yang ingin menjadi kekasihnya, meyyliaa tau semua ini salah, tapi apa daya semua telah terjadi, maalu rasanya menghampiri mereka untuk mengataka kata maaf atas perilaku meyylia yang membuat mereka patah hati. Karena meyylia sadar tak akan pernah memaafkannya. 

Semakin hari meyllia mengingat kejadian itu semakin teringat kenangan2 indah bersama Ega  Namun dengan keyakinan yang kuat meyylia harus bisa melupakan ega meskipun sulit jika di dalam diri meyylia punya keyakinan sendiri pasti bisa melawan egoya “Ya Tuhan ikhlaskan hati ini sedalam dalamnya untuk bisa mengikhlaskannya” (gumannya dalam hati).

Hal yang sulit untuk dilupakan meyylia karena ega cowok yang pertama kali bisa dekat dengan keluarga meyylia dan diterima baik oleh keluarganya, apalagi ibu meyyla masih suka menanyakan kabar ega. Untungnya Endri, Sandy, dan Wildan selalu support meyylia dan menjadi tempat untuk cerita untuk meyylia. “ beruntung aku masih dikelilingi sahabat yang mau support aku, ternyata aku gak sendiri, terimakasih Tuhan semoga aku selalu tetap bisa dilindungi oleh orang-orang yang menyayangiku.” (gumamnya dalam hati).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun