Terakhir, evaluasi dalam PKn biasanya lebih menitikberatkan pada aspek kognitif, seperti penguasaan materi melalui tes tertulis. Aspek afektif dan psikomotorik, yang sebenarnya lebih penting dalam membentuk karakter siswa, sering kali terabaikan dalam proses evaluasi.
Dengan pembelajaran PKn yang dirancang lebih kontekstual, interaktif, dan menyentuh aspek afektif, diharapkan siswa mampu menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci untuk menjadikan nilai-nilai ini lebih relevan dan nyata dalam kehidupan siswa.
Rujukan
Satrio, P. (2019). PANCASILA SEBATAS HAFALAN DAN TIDAK DIPAHAMI ISINYA DEWASA INI.
Aryani, E. D., Fadjrin, N., Azzahro, T. A., & Fitriono, R. A. (2022). Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter. Gema Keadilan, 9(3), 186-198.
Purba, D. T., Simarmata, G. L., Gultom, I. A., Giawa, S. J., & Angel, S. M. (2024). Rendahnya Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Peserta Didik Di Sekolah Dasar. Jurnal Insan Pendidikan dan Sosial Humaniora, 2(3), 107-114.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H