Mohon tunggu...
Novia Aliestiani Awaliyah
Novia Aliestiani Awaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Novia Aliestiai Awaliyah. Saya merupakan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melampaui Bayang Kelam: Dampak Psikologis serta Pengatasan Masalah Pelecehan Orang Tua terhadap Anak

15 Desember 2023   08:01 Diperbarui: 15 Desember 2023   08:06 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kekerasan seksual merupakan salah satu jenis kekerasan fisik dan merupakan kejahatan. Anak-anak patut diperhatikan dan dilindungi karena mereka juga mempunyai Hak-hak yang patut dijunjung tinggi mencakup penghormatan terhadap integritas individu. Tindakan pelecehan seksual menandai sebuah perilaku yang tak dapat diterima dan sekaligus sudah Menyimpang dari sebuah prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM) khususnya apabila pada kalangan anak-anak. Sebagai bagian dari masyarakat, memiliki hak-haknya sendiri yang harus diakui dan dilindungi. Beberapa pemicu pelecehan seksual, dilihat dari perspektif kriminologi, melibatkan kondisi lingkungan keluarga, kendala ekonomi dalam keluarga, faktor sosial, dan pengaruh teknologi. Faktor-faktor tersebut dapat membuat anak-anak lebih rentan terhadap eksploitasi seksual, yang bisa berasal dari anggota keluarga, teman, atau individu yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan anak demi mencapai tujuan mereka.

            Pelecehan orang tua dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk pelecehan fisik, seksual, verbal, dan bahkan emosional. Yang sering diabaikan adalah dampak psikologis dari pelecehan. Salah satu dampak kekerasan orang tua yang paling signifikan adalah rusaknya rasa harga diri anak. Anak-anak yang sering dieksploitasi secara emosional atau dikritik tanpa henti oleh orang tuanya cenderung mengembangkan pandangan negatif terhadap dirinya sendiri. Kasus pelecehan seksual pada anak dapat mengakibatkan dampak yang bersifat merugikan baik secara sementara maupun dalam jangka waktu yang lebih panjang. Akibat dari kekerasan seksual yang dialami anak melibatkan gangguan psikologis, emosional, serta stres yang berkelanjutan setelah mengalami trauma. Perlindungan terhadap anak mencakup inisiatif dengan tujuan menciptakan situasi yang baik di mana setiap anak dapat melakukan hak-haknya dengan penuh tanggung jawab.

            Langkah-langkah yang paling simpel yang dapat diambil oleh individu dan keluarga untuk menjaga anak-anak dari risiko kekerasan seksual perlu ditekankan. Peran orang tua menjadi kunci dalam melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan seksual. Orang tua secara alami sangat peka terhadap indikasi anak mengalami perubahan perilaku yang tidak lazim. Meski demikian, tidak pada semua korban kekerasan seksual selalu menunjukkan sebuah tanda-tanda yang mudah untuk terlihat, terutama lagi jika pelaku menggunakan pendekatan persuasif untuk dapat meyakinkan korban bahwa situasi yang diberikan tersebut adalah hal yang wajar.

            Tantangan yang seringkali dihadapi oleh keluarga dan para profesional dalam mendukung proses pemulihan anak yang menjadi korban terletak pada kesulitan dalam menangani aspek hubungan seksual, terutama pada korban yang masih belia. Identifikasi perasaan dan pikiran korban pada saat kejadian menjadi sulit karena anak-anak seringkali kesulitan mengungkapkan secara rinci proses mental yang mereka alami ketika menghadapi peristiwa tersebut. Sementara itu, berbicara secara berulang kali tentang kejadian tersebut untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dapat menimbulkan kekhawatiran tambahan bagi anak, yang mungkin merasa takut akan dampak negatif yang dapat muncul ketika mereka mengingat kembali kejadian tersebut.Beberapa Strategi, ide dan inovasi yang dapat digunakan untuk mengatasi kekerasan pada anak oleh orang tua antara lain:

  • Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai hak-hak anak, dampak kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak, serta cara melindungi dan mendukung anak yang menjadi korban. Hal ini dapat dicapai melalui sosialisasi, pendidikan, kampanye dan peningkatan kesadaran yang melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah, lembaga perlindungan anak, media massa, sekolah, keluarga dan masyarakat.
  • Membangun sistem yang efektif dan komprehensif untuk deteksi dini, pencegahan dan pengobatan kekerasan terhadap anak oleh orang tua. Hal ini dapat dicapai dengan memperkuat peran dan koordinasi antara pemerintah, lembaga perlindungan anak, aparat penegak hukum, petugas kesehatan, dan pendidik dan warga masyarakat tersebut. Selain itu, terdapat kebutuhan untuk menyediakan fasilitas dan layanan yang mudah diakses dan ramah anak seperti saluran bantuan, pusat konseling, pusat rehabilitasi dan pusat perlindungan anak.
  • Mendorong partisipasi dan pemberdayaan anak sebagai subjek hak dan agen perubahan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan ruang dan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan keinginan, pendapat, dan pengalaman Perlakuan kasar yang telah dilakukan atau diberikan oleh orang tua kepada anak tersebut. Selain dari hal itu, dukungan dan pendampingan perlu diberikan kepada anak-anak korban agar mereka dapat mencapai pemulihan dan perkembangan yang optimal. Anak-anak juga dapat berpartisipasi Dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kebijakan serta program yang berkaitan dengan sebuah perlakuan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap suatu anak.

            Selain itu, penting untuk memberikan dukungan dan perlindungan terhadap anak yang mengalami kekerasan. Anak-anak ini membutuhkan lingkungan yang aman dan mendukung dimana mereka dapat mengekspresikan perasaan mereka tanpa rasa takut atau malu. Bantuan profesional, seperti konseling atau terapi, juga dapat membantu pemulihan anak.

            Selain upaya penegakan hukum dan dukungan individu, penting untuk berupaya mencegah orang tua melakukan kekerasan terhadap anak kandungnya. Perlunya peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya hak-hak anak dan perlindungan anak. Orang tua juga memerlukan edukasi mengenai pola asuh yang sehat dan cara mengelola emosinya.

DAFTAR PUSTAKA

Sari, R., Nulhaqim, S. A., & Irfan, M. (2015). Pelecehan seksual terhadap anak. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2(1).

Novrianza, N., & Santoso, I. (2022). Dampak Dari Pelecehan Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 10(1), 53-64.

Noviana, I. (2015). Kekerasan seksual terhadap anak: dampak dan penanganannya. Sosio Informa, 52819.

Zahirah, U., Nurwati, N., & Krisnani, H. (2019). Dampak dan penanganan kekerasan seksual anak di keluarga. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(1), 10.

Nainggolan, L. H. (2008). Bentuk-bentuk kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun