Mohon tunggu...
Novia Ainun Baroroh
Novia Ainun Baroroh Mohon Tunggu... -

Selalu Semangat dan Tersenyumlah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sendiri Itu... Iya, Sendiri Itu Bikin Stres! tapi Stres Juga Menyenangkan!

3 Oktober 2014   04:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:34 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stres adalah suatu tuntutan yang mendorong organisme untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri. Stresor adalah sumber stres. Distres adalah suatu keadaan kesakitan atau penderitaan secara fisik atau psikologis. Gangguan penyesuaian adalah suatu reaksi maladaptif terhadap stersor yang dikenali, yang ditandai dengan adanya hendaya fungsi atau tanda-tanda distres emosional yang lebih dari biasa.

Dari membaca penjelasan di atas, tentu kita mulai berpikir ke pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan stres, stresor, distres, dan gangguan penyesuaian. Nah... salah satu dari pengalaman-pengalaman tersebut mungkin dari kita ada yang merasa stres ketika sedang “sendirian”. Kenapa begitu? Fakta yang pertama, jelas semua orang di dunia ini pernah mengalami stres, dalam taraf ringan ataupun berat. Anak kecil, orang tua, remaja, lansia, bahkan pejabat pun bisa sangat mudah terkena yang namanya stres ini. Fakta kedua, manusia adalah makhluk sosial, yang artinya dia tiadak bisa hidup sendirian atau tanpa adanya keberadaan orang lain dalam hidupnya. Yang ketiga, stres adalah sangat penting dan bermanfaat bagi seseorang. Yang ke-empat, ternyata stres belum dikatakan gangguan atau disorder.

Stres ketika sedang sendirian dapat dirasakan oleh siapa saja seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Seseorang akan merasa stres ketika dia tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitarnya yang sepi. Orang dengan kondisi ini erat hubungannya dengan tipe kepribadian Introfersi dan Ekstrafersi. Introfersi adalah orang yang memiliki minat interaksi sosial yang rendah, merasa kehilangan banyak energi ketika harus berinteraksi dengan banyak orang, cenderung suka menyendiri, tertutup, namun banyak ide dan kreatif. Dan sebaliknya, Ekstrafersi adalah orang dengan minat sosial yang tinggi, suka dengan keramaian, terbuka dengan segala hal dan memiliki banyak teman. Seseorang yang introfersi, tentu akan merasa OK-OK saja ketika berada dalam kondisi sepi atau sedikit stimulus yang muncul. Namun berbeda dengan orang ekstrafersi, ketika ia tidak bisa menyesuaikan dirinya dalam lingkungan sosial yang sepi dan sangat sedikit stimulus, tentu saja dia akan merasa merasa kesepian, mengalami kecemasan, sedih, dan stres.

Orang yang memiliki ketahanan psikis yang tinggi dan kepribadian yang bagus akan lebih jarang terkena stres. Contohnya saja orang ekstrafersi, ia mampu mengatasi kecemasan ketika ia berada dalam kesendiriannya dengan cara memutar musik, menulis, dan melakukan aktifitas lain yang akan menyibukkannya. Sehingga kesepian dan kesendiriannya tidak akan terasa sangat menyedihkan. Hal ini perlu dilakukan untuk pertahanan dirinya dalam menghadapi stresor-stresor yang bermunculan. Dan kalaupun terjadi stres, bukanlah stres yang tingkat berat, akan tetapi stres ringan.

Kenapa stres bermanfaat untuk manusia? Karena dengan mengalami stres, tentu seseorang akan mengetahui seberapa tingkat kemampuannya dalam beradaptasi terhadap suatu hal yang baru. Kalau seseorang tidak pernah stres, dan suatu saat terkena stres (ringan), tentu saja akan menyebabkan kefatalan berupa stres yang berat dan bahkan depresi. Dengan mengetahui kemampuan tersebut, tentu seseorang akan berusaha untuk mencari pertolongan atau penanganan stres yang sedang di alami, atau bahkan menemukan suatu pencegah munculnya stresor. Dengan adanya pengalaman seseorang mengalami stres, maka tentu ia akan berusa lebih baik untuk mencegah munculnya stresor, dan membuat seseorang lebih bijak dalam bertindak.

Stres ternyata belum dikatakan gangguan atau disorder. Karena stres dalam hal ini bersifat kegagalan seseorang dalam menghadapi suatu hal yang baru. Sedangkan stres yang dikategorikan ke dalam suatu gangguan adalah stres yang di ikuti dengan gangguan penyesuaian. Stres yang diikuti dengan gangguan penyesuaian ini meliputi, kecemasan, gangguan tingkah laku, gugup, khawatir, gelisah, melanggar norma, hingga depresi. Artinya ketika seseorang yang sedang sendirian hanya mengalami kecemasan, maka stres ini belum dikatakan gangguan, namun ketika stres diikuti dengan beberapa ciri yang telah disebutkan diatas, stres ini dapat dikatakan gangguan atau disorder. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun