Mohon tunggu...
Novia Ainun Baroroh
Novia Ainun Baroroh Mohon Tunggu... -

Selalu Semangat dan Tersenyumlah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Awas! Moody yang Berkelanjutan Bisa Jadi Bipolar

11 November 2014   05:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:07 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masih ingat kan dengan kasus artis cantik Marshanda??? Kira-kira apa yang terlintas dalam pikiran anda ketika mendengar nama “Marshanda”??? Sakit mental mungkin? Iya, pada tahun 2009, Marshanda di diagnosa mengalami gangguan mental atau penyakit mental yaitu Bipolar.

Apasih Bipolar itu?

Sebelum mengenal Bipolar jauh lebih dalam, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu mood. Moodadalah kondisi perasaan yang terus menerus ada yang mewarnai kehidupan psikologis manusia. Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal yang abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan. Namun seseorang dengan gangguan mood mengalami gangguan pada mood-nya yang sangat luar biasa parah atau berlangsung lama dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tangung jawab secara normal (Nevid, S. J., Rathus, S.S., & Greene, B., 2003).

Gangguan mood ada dua tipe. Tipe yang pertama adalah unipolar, yaitu gangguan depresi yang terjadi hanya pada satu arah atau kutub emosional ke bawah. Sedangkan gangguan yang melibatkan adanya perubahan mood yang ekstreem adalah bipolar. Gangguan ini melibatkan adanya perubahan mood senang dan sedih atau terpuruk secara bersamaan dan secara bergantian. Dengan deskripsi tersebut mungkin anda bingung bahkan tak mampu untuk membayangkan betapa kacaunya keadaan ini. Iya memang kondisi gangguan ini sulit untuk dibayangkan oleh orang “normal” atau orang yang tidak pernah merasakannya langsung.

Seseorang dengan gangguan Bipolar akan ditandai dengan adanya episode pertama berupa episode manik atau depresi. Episode ini biasanya terjadi selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, dan ditandai dengan peningkatan euforia (perasaan senang dan bahagia) yang tidak realistis, sangat gelisah dan aktifitas yang tidak terkendali. Biasanya terjadi tidak terlalu lama jika dibandingkan episode depresi mayor. Episode depresi mayor muncul tanpa adanya pengaruh dari episode manic dan terjadi lebih dari sekali. Dalam episode ini biasanya seseorang mengalami salah satu mood depresi, yaitu perasaan sedih sekali, putus asa, dan merasa tak berguna, serta aktifitas sehari-hari tidak berfungsi secara normal dan terjadi dalam waktu paling sedikit 2 minggu.

Setelah berputar-putar pada teori tersebut, mari merefleksikan pengalaman-pengalaman diri kita pada gejala-gejala bipolar yang kita temui di sekitar kita, khususnya pada perubahan mood yang sedemikian ekstrimnya. Ada beberapa orang diantara kita yang mood-nya mudah berubah dengan cepat. Lima menit yang lalu dia bersikap baik, dan sepuluh menit kemudian dia marah-marah tidak jelas, setelah lima menit kemudian ia kembali baik dan lemah lembut. Melihat situasi tersebut dapatkah kita langsung meng-judge orang tersebut terkena bipolar??? Tentu tidak bisa. Dalam mendiagnosis seseorang terkena suatu gangguan atau keabnormalitasan perlu adanya langkah-langkah asessemen, observasi, ataupun wawancara terlebih dahulu, baru bisa mendiagnosis. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang ahli pada bidang tersebut.

Lalu apakah orang yang moody bisa berpotensi menjadi bipolar? Ya, bisa saja asalkan memenuhi syarat untuk menjadi bipolar, yaitu terjadi secara parah atau terus menerus, dengan setidaknya mengalami 2 episode depresi mayor dan 1 episode manic yang berlangsung secara bersamaan dalam waktu 2 minggu lebih dan bahkan hingga tahunan. Namun jangan khawatir bagi anda orang yang moody, selama perubahan mood tidak ekstreem dan berlangsung lebih dari 2 minggu berarti anda masih dalam taraf normal. Namun jangan terlalu berlarut pada perasaan moody anda, karena bagaimanapun ia masih memeiliki potensi untuk menjadi bipolar.

Jika anda memang moody, maka imbangilah dengan perasaan-perasaan positif yang lebih banyak, sehingga akan membawa mood pada arah yang positif. Dan hindari stress atau depresi yang mengakibatkan perubahan mood yang ekstreem. Makan makanan yang sehat dan segar mungkin dapat meningkatkan kualitas hidup dan pikiran yang sehat, positif dan lebih produktif. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun