Mohon tunggu...
Novia Ainun Baroroh
Novia Ainun Baroroh Mohon Tunggu... -

Selalu Semangat dan Tersenyumlah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Central Phenomenon

26 Maret 2015   07:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:00 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Fenomenon berasal dari bahasa Yunani “phainimenon” yang berarti muncul ke permukaan. Fenomenon digunakan untuk sesuatu yang bersifat tunggal (singular). Kumpulan dari berbagai fenomenon disebut dengan fenomena. Fenomena adalah sebuah rentang ruang dan waktu yang selama berjalan, ia terus berkembang dan merajut satu hal dengan hal lainnya. Banyak hal yang terjadi dalam ruang dan waktu. Ruang dan waktu yang terus berjalan itu, terdiri dari rangkaian segmentasi-segmentasi kecil yang saling berisikan satu sama lain (Herdiansyah, 2015).

Dalam ranah riset, fenomena merupakan sebuah “meja besar” yang di atasnya terdapat sejumlah bahan-bahan mentah dan bumbu-bumbu yang dapata diolah menjadi sebuah sajian yang nikmat, menarik dan bernilai tinggi. tugas peneliti sosial adalah menemukan seseuatu yang menarik, memeberikan batasan, kemudian meramu bahan-bahan mentah dan bumbu-bumbu tersebut untuk kemudian mengolakhnya menjadi masakan yang dapat dinikmati oleh semua orang yang mencicipinya. Riset dan hasil adalah sajian dari meja besar fenomena yang merupakan rincian segmentasi permasalahan-permasalahan yang ada untuk dikaji dan diuji alasan yang mendasarinya secara ilmiah (Herdiansyah, 2015).

Jika dalam metode penelitian kuantitatif mengenal “variable”, maka dalam kuantitaif kita mengenal “central phenomenon”. Di mana central phenomenon ini merupakan bahan dari suatu penelitian kualitatif. Central phenomenon ini tidak membicarakan pembanding, hubungan dan nilai, karena dalam metode kualitatif ini memfokuskan kedalaman kajian dari pada keluasan kajian.

Menentukan central phenomenon sangatlah mudah. Central phenomenon biasanya mengangkat tema-tema yang unik, belum atau hanya sedikit yang mengangkatnya ke dalam sebuah penelitian dan biasanya sangat spesifik pada subyek atau lingkup tertentu. Inilah yang menjadi kekhasan dari penelitian ini. Selain itu metode ini meyakini bahwa tidak ada realita tunggal yang obyektif dalam konstruk sosial, artinya kebenaran itu banyak dan subyektif. Karena kebenaran sifatnya subyektif, maka semua kebenaran berasal dari subyek itu sendiri dan tidak bisa digeneralisasikan begitu saja. Sehingga kedalaman kajian penelitian sangat tidak terbatas sesuai keinginan dan kepuasan dari peneliti.

Penggunaan central phenomenon dalam sebuah penelitian, harus disesuaikan dengan penjelasan teoritis yang digunakan. Teori tidak digunakan seperti dalam kuantitiatif, di mana sebuah variabel diuraikan secara definisi, aspek-aspek, faktor-faktor yang memengaruhi dan hubungan variabel satu dengan variabel lain. Dalam kualitatif central phenomenon bukanlah suatu unit tunggal, melainkan serangkaian konsep yang saling terkait dengan dan beririsan satu sama lain. Sehingga peneliti harus menguraikan pengertian dari serangkaian unit tersebut dan keterkaitan antar-unit yang ada sehingga menggambarkan sebuah kesatuan unit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun